JABAR EKSPRES- Presiden Rusia, Vladimir Putin, berencana untuk melakukan kunjungan ke China pada bulan Oktober mendatang, bersamaan dengan forum “Satu Sabuk, Satu Jalan”. Hal ini diungkapkan oleh penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, Yury Ushakov, kepada wartawan pada hari Selasa (25/7), seperti dilaporkan oleh kantor berita Rusia, TASS.
China telah menjadi sekutu paling penting bagi Rusia, terutama setelah hubungan dengan negara-negara Barat semakin tegang, terutama ketika Putin bersiap untuk mengirim angkatan bersenjata ke Ukraina.
Kunjungan Putin ke Beijing terakhir kali terjadi sebelum invasi, yang oleh Rusia disebut sebagai “operasi militer khusus”.
Baca juga: Tragedi dalam Konflik: Jurnalis Perang Rusia Tewas Akibat Serangan di Ukraina
Pada kunjungan sebelumnya itu, Putin bersama-sama dengan Presiden China, Xi Jinping, mengumumkan kemitraan yang “tanpa batas” yang mencakup bidang ekonomi, perdagangan, politik, dan militer.
China telah menolak untuk menyalahkan Moskow atas perang tersebut dan mengutuk sanksi Barat terhadap Rusia. Di sisi lain, China mendapatkan keuntungan dari perang tersebut dengan memperoleh pasokan migas dari Rusia dengan harga diskon, mengingat Rusia tidak lagi menjual migasnya ke Eropa.
Baca juga: Putin Klaim Serangan Ukraina ke Rusia Telah Gagal
Selain itu, Rusia juga semakin banyak menggunakan yuan sebagai mata uang cadangan, menggantikan dolar AS.
Pada bulan Maret, Xi melakukan kunjungan balasan ke Moskow dan menandatangani serangkaian perjanjian ekonomi dan lainnya dengan Putin yang disebut sebagai “teman baik”.
China telah mengusulkan rencana di Moskow untuk meredakan ketegangan dan mencapai gencatan senjata di Ukraina. Namun, rencana tersebut ditolak oleh Kiev dan negara-negara sekutu Barat karena mereka khawatir bahwa hal itu akan memberikan kesempatan bagi Rusia untuk memperoleh wilayah tambahan.