JABAR EKSPRES- Penyanyi legendaris dari Irlandia, Sinead O’Connor, yang terkenal karena bakat menyanyinya dan pandangan politiknya, telah berpulang pada usia 56 tahun.
Menurut laporan NPR pada Rabu (26/7) waktu setempat, kabar kematian penyanyi yang dikenal dengan lagu “Nothing Compares 2 U” ini diumumkan oleh keluarganya, namun waktu dan penyebab kematian tidak diungkapkan kepada publik.
“Dengan perasaan dukacita, kami mengumumkan bahwa Sinéad yang kami cintai telah meninggal dunia. Keluarga dan teman-temannya sangat terpukul dan meminta privasi pada saat yang sangat sulit ini,” kata pihak keluarga Sinead dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar, menyampaikan ungkapan belasungkawa dalam sebuah pernyataan di media sosial.
Baca juga: 8 Penyanyi Terkaya di Dunia! Jumlahnya Bisa Sampai Triliunan!
“Turut berduka mendengar kabar meninggalnya Sinéad O’Connor. Musiknya dicintai di seluruh dunia dan bakatnya tak tertandingi. Belasungkawa kepada keluarganya, teman-temannya, dan semua yang mencintai musiknya. Semoga jiwanya beristirahat di naungan Tuhan,” tulis Leo.
Sinead menunjukkan minat dan bakat bernyanyi sejak kecil, awalnya dia menunjukkan bakatnya di jalanan kota Dublin, Irlandia, dengan sebuah gitar yang diberikan oleh seorang biarawati dari sekolah katolik tempat dia pernah menimba ilmu. Kemudian, dia bergabung dengan band bernama In Tua Nua.
Baca juga: 10 Penyanyi Hollywood yang Diharapkan Bisa Konser di Indonesia
Kemampuan bernyanyi Sinead menarik perhatian gitaris U2, The Edge, yang membantunya mendapatkan kontrak dengan label Ensign/Chrysalis. Album keduanya yang berjudul “I Do Not Want What I Haven’t Got” mendapatkan predikat double platinum pada tahun 1990.
Selain dikenal karena bakat bernyanyinya, musisi wanita berkepala plontos ini juga terkenal karena pandangan politiknya yang kritis terhadap ketidakadilan. Dia pernah menolak empat nominasi Grammy karena menurutnya penghargaan tersebut terlalu komersial dan “menghancurkan umat manusia”.
Sinead juga merupakan sosok musisi yang vokal menyuarakan pesan feminisme, anti-rasisme, dan penentangan terhadap kekerasan terhadap anak-anak. Pada tahun 2018, pelantun “Drink Before the War” ini menyatakan dirinya menjadi seorang mualaf dan mengganti namanya menjadi Shuhada’ Sadaqat.