JABAR EKSPRES- Puasa Tasua Asyura Adalah puasa pertama dalam kalender Hijriah, puasa tasua asyura juga merupakan dua puasa sunnah yang dianjurkan dalam agama Islam.
Tanggal 10 Muharram disebut juga dengan Hari Asyura. Puasa 9 Muharram bersama dengan puasa 10 Muharram sangat dianjurkan karena memiliki beberapa keutamaan dan hikmah.
Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang apakah boleh puasa hanya pada tanggal 9 Muharram saja tanpa berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Beberapa ulama berpendapat bahwa lebih baik berpuasa pada kedua tanggal tersebut untuk mendapatkan pahala dan mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW.
Sebab, Nabi Muhammad SAW sendiri berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sebagai bentuk syukur atas penyelamatan Bani Israil dari kebinasaan di tangan Firaun.
BACA JUGA : 5 Keutamaan Bulan Muharam yang Harus Kamu Tahu
Di sisi lain, beberapa ulama berpendapat bahwa puasa pada tanggal 9 Muharram saja juga diperbolehkan karena ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW kadang-kadang berpuasa hanya pada tanggal 9 Muharram tanpa melanjutkannya ke tanggal 10 Muharram.
Kesimpulannya, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang boleh atau tidaknya berpuasa hanya pada tanggal 9 Muharram saja.
Oleh karena itu, bagi umat Islam yang ingin berpuasa pada hari ini, lebih baik untuk mencari penjelasan lebih lanjut dari sumber-sumber keagamaan yang terpercaya atau berkonsultasi dengan ulama yang dipercayai.
Beberapa hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW menyarankan untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sebagai bentuk ibadah dan untuk mendapatkan pahala.
Hadis-hadis ini dianggap oleh sebagian ulama sebagai dalil yang kuat untuk menjalankan puasa pada kedua tanggal tersebut, sebagaimana dilakukan oleh Nabi.
Di sisi lain, terdapat pula riwayat hadis yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW kadang-kadang berpuasa hanya pada tanggal 9 Muharram tanpa melanjutkannya ke tanggal 10 Muharram.
Contohnya adalah riwayat hadis yang menyebutkan bahwa Nabi merencanakan untuk berpuasa pada tanggal 10 Muharram (Hari Asyura), tetapi kemudian beliau berpuasa juga pada tanggal 9 Muharram untuk membedakan diri dari praktik Yahudi pada waktu itu