JABAR EKSPRES- Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan bahwa serangan balasan dari Ukraina telah gagal, saat dia menerima kunjungan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, di Saint Petersburg pada hari Minggu.
Laporan berita Rusia menyebutkan bahwa Lukashenko mengatakan tidak ada serangan balasan dari Ukraina.
“Serangan itu memang terjadi, tetapi tidak berhasil,” kata Putin sebagai tanggapan terhadap pernyataan Lukashenko.
Rusia dan Belarus memiliki hubungan kemitraan yang disebut “negara serikat”, di mana Moskow merupakan kekuatan dominan.
Lukashenko telah membuktikan dirinya berguna bagi Putin sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, dengan memungkinkan Moskow menggunakan Belarusia sebagai pangkalan peluncuran serangan di awal perang.
Baca juga: Menlu Ukraina Sebut Rusia Bahayakan Pangan Global
Dia juga memperbolehkan pasukan Rusia berlatih di pangkalan militer Belarusia, sering mengadakan latihan militer bersama, dan menerima pengiriman senjata nuklir taktis yang ditempatkan oleh Putin di Belarusia — sebuah tindakan yang mendapat kecaman dari Barat.
Kremlin juga memuji Lukashenko karena berperan dalam mediasi kesepakatan bulan lalu yang mengakhiri pemberontakan tentara bayaran Wagner, yang sempat mengancam membawa Rusia ke dalam perang saudara menurut Putin.
Putin menyatakan bahwa keduanya akan bertemu pada Minggu dan Senin (24/7) untuk membahas masalah keamanan dan lainnya secara rinci dan mendalam.
Lukashenko belum menyatakan dukungan militer dari Belarusia dalam perang Rusia, tetapi ancaman serangan baru dari Belarusia memaksa Ukraina untuk meningkatkan pertahanan perbatasannya di utara.
Baca juga: Drone Tempur Ukraina Berhasil Melumpuhkan Depot Amunisi di Crimea
Ukraina telah mendislokasi pasukan untuk menghadapi potensi serangan balasan di wilayah timur dan barat negara tersebut.
Ukraina memulai serangan balasan yang telah lama diantisipasi bulan lalu, tetapi sejauh ini hanya mencatat sedikit kemajuan melawan pasukan Rusia yang telah menguasai lebih dari seperenam wilayahnya selama hampir 17 bulan perang.
Jenderal AS Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan, menyatakan bahwa usaha Ukraina “belum berhasil sepenuhnya” tetapi memerlukan upaya yang panjang, sulit, dan berdarah-darah.