Sejarah medis sebelumnya menunjukkan bahwa pasien yang berpotensi di sembuhkan dari HIV melalui transplantasi sel punca biasanya menerima sel yang mengandung mutasi genetik yang resisten terhadap infeksi. Namun, Pasien Jenewa tampaknya berbeda karena transplantasi sel punca yang dia terima tidak mengandung mutasi tersebut.
Sebagai informasi tambahan, Pasien Jenewa bukanlah satu-satunya orang yang berhasil sembuh dari HIV. Sejumlah orang lainnya termasuk Timothy Brown (pasien Berlin), Adam Castillejo (pasien London), seorang pasien dari Düsseldorf, serta Paul Edmonds (pasien City of Hope) dan pasien dari New York, semuanya pernah mengalami kesembuhan dari virus tersebut.
HIV merupakan virus yang menyerang sel-sel penting dalam sistem kekebalan tubuh, membuat penderitanya menjadi rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya. Virus ini menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh tertentu dari penderita HIV, terutama melalui hubungan seks tanpa kondom atau penggunaan bersama alat suntik untuk penyalahgunaan narkoba.
Baca juga : Mengatasi Kolesterol Tinggi dengan Rempah-rempah, Kolesterol Turun Secara Alami!
Meskipun saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV secara total. Pengobatan terapi antiretroviral (ART) dapat mengendalikan infeksi dan mengurangi jumlah virus dalam darah. Dengan pengobatan yang tepat dan pemeliharaan viral load yang tidak terdeteksi. Seseorang dengan HIV dapat hidup lebih lama dan mengurangi risiko penularan virus ini kepada pasangan HIV negatif melalui hubungan seks.
Keberhasilan kesembuhan Pasien Jenewa menjadi harapan bagi dunia medis dalam menemukan cara-cara baru untuk mengatasi HIV dan membuka jalan bagi lebih banyak kesembuhan di masa depan.
Semoga, melalui penelitian lebih lanjut, misteri di balik kesembuhannya dapat terpecahkan. Serta dengan metode pengobatan yang lebih efektif dapat ditemukan untuk membantu jutaan orang yang hidup dengan HIV.