JABAR EKSPRES – Menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau semua pihak untuk berhati-hati menggunakan akun media sosial. Pasalnya, menjelang pesta demokrasi, media sosial rentan dijadikan sebagai media penyebaran hoaks atau dapat memecahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Seperti diketahui bahwa Pemilu 2024 rentan dengan adanya ujaran kebencian, berita bohong serta fitnah-memfitnah di media sosial. Sehingga Presiden Jokowi mengingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat agar menghindari hal tersebut.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menegaskan bahwa jangan ada ujaran kebencian atau fitnah-memfitnah menjelang Pemilu 2024. Ia pun menyoroti hal tersebut terjadi pada Pemilu-Pemilu sebelumnya.
BACA JUGA: Ternyata Jokowi Ikut Penasaran dengan Cawapres Anies Baswedan
“Jangan ada ujaran kebencian, ndak. Jangan ada lagi berita bohong, banyak itu yang di Pemilu-Pemilu sebelumnya. Terutama di medsos, di media sosial. Jangan lagi ada fitnah-fitnahan. Sekali lagi jangan lagi ada fitnah-fitnahan, utamanya juga di medsos,” kata Presiden Jokowi, dikutip JabarEkspres.com dari Antara News pada Senin, 24 Juli 2023.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi pada saat menghadiri Syukuran 1 Abad NU 25 Tahun PKB di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah pada Minggu, 24 Juli 2023.
Tidak hanya itu, orang nomor satu di Indoneisa tersebut juga menekankan bahwa Pemilu adalah pesta demokrasi, di mana rakyat semestinya bersenang-senang, dan tidak boleh ada ketakutan maupun pertengkaran.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Akui Kemeja Garis Hitam Putih Desain Jokowi, Berikut Maknanya
“Saya kalau baca medsos kadang-kadang geleng-geleng, kok nggeh koyo ngeten, sami-sami sederek, sami-sami sedulur. Nggih mboten? Apalagi (pertengkaran) atas nama agama, ini tidak boleh terjadi,” kata Kepala Negara, menegaskan.
“Lha wong yang di atas-atas aja, ketua-ketua partai itu sering makan-makan bareng. Capres-capres itu ngopi bareng, lha kok yang di bawah saling bertengkar dan berkepanjangan, kangge nopo. Kita ini satu saudara, sebangsa dan setanah air Indonesia. Ampun kesupen, nggih mboten?
Kok isih, pemilune wis rampung, isih udruk udrukan ning medsos, kadang-kadang nggeleng nggeleng niki kok koyo ngeten. Tapi itu bukan di PKB,” katanya,” lanjutnya.