JABAR EKSPRES — Sekolah seyogyanya menjadi tempat menimba ilmu. Namun, saat ini banyak terjadi kekeliruan. Kasus perundungan marak terjadi di lingkungan sekolah. Hal tersebut mencerminkan bahwa pendidikan budi pekerti dirasa seperti kurang diteladani.
Tempat menimba ilmu, justru menjadi suatu momok mengerikan bagi salah satu siswa korban perundungan. Hal ini terjadi di salah satu sekolah swasta wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Melalui pengacara korban, Ibnu Rohman, S.H., M.H., menceritakan, bagaimana kliennya mengalami luka lebam hingga mengakibatkan trauma berat akibat perundungan.
“Klien kami tiba-tiba dilempar oleh tiga orang pelaku anak perempuan semua, hingga membentur ujung meja dan luka memar pada bagian pelipis mata,” katanya kepada wartawan JabarEkspres.com pada Selasa 18 Juli 2023.
Perilaku tidak mengenakan tersebut, diakuinya, sering dilakukan oleh ketiga pelaku anak terhadap korban, hal ini membuat korban mengalami gangguan psikis.
Bahkan, korban lebih memilih mengurung diri dan enggan bersosialisasi dengan orang baru, kecuali dengan anggota keluarganya.
“Bukan hanya luka memar dibagian pelipis mata, korban juga mengalami luka dibagian tubuh bahu dan kening korban,” jelasnya.
Baca juga: RS Hermina Depok Dilahap si Jago Merah, Inilah Penyebabnya!
Menurutnya, setelah kejadian berlangsung pihak sekolah abai terhadap kasus tersebut, menganggap kasus tersebut hanyalah hal sepele.
Meski demikian, pihaknya mengakui bahwa pihak sekolah telah mengirimkan seorang terapis, namun tidak berangsung lama.
“Oleh pihak psikolog korban diminta memilih beberapa mainan yang disediakan, lalu korban memilih karakter hulk. Setelah itu, psikolog menyimpulkan untuk menghentikan pendampingan dan jangan membesarkan masalah dengan mengajarkan ikhlas dan tidak saling dendam,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya melakukan langkah hukum dengan melayangkan somasi terhadap sekolah dan pihak keluarga dari tiga pelaku anak.
Sebab, pihak sekolah dan keluarga pelaku anak menyepelekan kondisi korban yang hingga saat ini masih murung bahkan mengalami ketakutan.
“Dengan kejadian ini, korban mengalami psikis yang sangat trauma, trauma yang sangat fatal, bahkan tidak ingin berbicara dengan orang lain,” tukasnya.
Sementara itu, dikonfirmasi melalui telepon, Kepala Sekolah Swasta Udi Mashudi, membenarkan adanya kejadian tersebut di sekolah yang dia pimpin.