JABAR EKSPRES – Surabaya, Jawa Timur, memiliki 845 sekolah untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang belum tergabung dalam program lingkungan Adiwiyata dan Program Kampung Iklim (Proklim). Hal ini menjadi tantangan bagi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya untuk memperluas program Adiwiyata. Kepala DLH, Agus Hebi Djuniantoro, mengakui bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi ada progres signifikan dengan 74 sekolah yang berhasil lolos Adiwiyata pada tahun 2023.
Baca Juga: Pemerintah Sulawesi Barat Dukung Mahasiswa di Semarang!
Sejak tahun 2009 hingga 2023, Pemkot Surabaya berhasil memiliki 367 sekolah Adiwiyata, yang terdiri dari berbagai tingkatan, mulai dari sekolah tingkat kota, provinsi, nasional, hingga mandiri. Namun, masih ada 845 sekolah yang belum memenuhi kriteria Adiwiyata, termasuk SD, SMP, madrasah ibtidaiyah (MI), dan madrasah tsanawiyah (MTs). Maka dari itu, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya di bawah Kepala Yusuf Masruh berharap agar lebih banyak sekolah ikut serta dalam program Adiwiyata di masa mendatang. Program Adiwiyata menjadi bagian penting dalam pembelajaran siswa SD-SMP di Surabaya.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan karena kita lambat dalam Adiwiyata ini,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro. Dikutip Jabar Ekspres dari Antaranews.
Kepala Dispendik juga mendorong para guru untuk memberikan edukasi dan wawasan tentang lingkungan kepada para siswa, sehingga mereka menjadi peduli terhadap lingkungan di sekitar sekolahnya. Diharapkan pembelajaran ini dapat diintegrasikan dalam Kurikulum Merdeka dengan mempertimbangkan minat dan bakat siswa, seperti masalah lingkungan, penelitian, dan olahraga.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, pada acara Penganugerahan Adiwiyata 2023 dan Program Kampung Iklim (Proklim) Tahun 2022, menyampaikan pentingnya peran seluruh warga dalam membangun Kota Surabaya. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah (top-down), tetapi juga perlu gotong royong dari masyarakat (bottom-up) dalam upaya mencapai tujuan tersebut.
Baca Juga: Program POP WVI Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa!
Eri Cahyadi mengajak Kepala DLH dan Kepala Dispendik untuk mendukung program Adiwiyata dan Proklim. Ia menekankan bahwa seluruh sekolah, terutama sekolah negeri, harus mendukung program ini agar dapat mengubah pola pikir anak-anak. Dengan demikian, akan tumbuh rasa cinta terhadap lingkungan dan semangat gotong royong di kalangan siswa.