Demo Rusuh di Kenya Membuat Polisi Terpaksa Tembakkan Gas Air Mata untuk Mengendalikan Massa

JABAR EKSPRES – Hari ini, suasana demo di Kenya berubah jadi heboh banget ketika polisi memutuskan untuk menyemprotkan gas air mata ke para demonstran yang menolak kenaikan biaya hidup. Sebanyak setengah lusin orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan itu.

Pemimpin oposisi senior, Raila Odinga, memang sudah mengadakan beberapa putaran unjuk rasa sejak Maret untuk melawan kebijakan pemerintah.

Aksi demo ini menarik perhatian masyarakat internasional yang mendukung pencarian solusi politik atas krisis yang tengah terjadi.

Kelompok koalisi Azimio, yang dipimpin oleh Odinga, berkomitmen untuk terus demo selama tiga hari berturut-turut pekan ini. Bahkan, mereka mendorong warga Kenya untuk turun lebih banyak besok.

Baca Juga: Penyelamat di Korea Selatan Membawa Delapan Mayat dari Terowongan yang Terendam Banjir

Sayangnya, belum ada data resmi mengenai jumlah pengunjuk rasa saat ini. Meskipun protes di Nairobi dan kota-kota lain tampaknya lebih sepi, namun dilaporkan ada sedikit aksi vandalisme atau bentrokan berdarah.

Banyak sekolah dan toko yang tutup di Nairobi, Mombasa, dan Kisumu—kawasan oposisi—sedangkan sekelompok kecil pemuda melakukan kerusuhan dengan membakar ban dan berhadapan dengan polisi.

Polisi melakukan tindakan tegas dengan menyemprotkan gas air mata kepada kelompok pengunjuk rasa yang terpencar di kawasan Kibera, Nairobi, dan kota-kota lainnya seperti Homa Bay, Kisii, dan Migori yang menjadi basis dukungan Odinga. Sebagian besar kantor di pusat bisnis ibu kota juga ikut ditutup.

Jurnalis AFP melaporkan adanya tiga pengunjuk rasa yang ditangkap oleh polisi. Sementara itu, warga Kenya merasa frustrasi dengan kekacauan ini dan mendesak kedua belah pihak untuk mencari jalan tengah.

Ini bukan kali pertama Odinga menggelar aksi massa menentang pemerintah yang menurutnya tidak sah dan bertanggung jawab atas krisis biaya hidup.

Pemerintah sebagai balasannya menuduh oposisi menggagalkan upaya-upaya perbaikan ekonomi dan menghasut kekacauan.

Baca Juga: Darurat Krisis Iklim! 60 Ribu Orang di Eropa Meninggal Akibat Cuaca Panas Ekstrem

Presiden William Ruto juga angkat suara, “Kita nggak pengen negara penuh kekerasan, pertikaian, atau kerusakan harta benda. Kepolisian harus tegas terhadap penjahat, geng, anarkis, dan siapapun yang mau bikin kerusuhan.”

Tinggalkan Balasan