JABAR EKSPRES – Jumlah sekolah negeri di Jawa Barat (Jabar) masih terbatas. Hal itu juga memicu masyarakat berebut dengan segala cara untuk bisa menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri. Ujungnya, adalah sanksi pembatalan 4.791 calon siswa dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 karena dinilai curang.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar Abdul Hadi Wijaya mengungkapkan, pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) khususnya SMA-SMK Negeri di Jabar memang perlu dipercepat. Tercatat ada sekitar 130 kecamatan di Jabar belum memiliki sekolah negeri di tingkat tersebut. Tetapi, realisasi percepatan pembangunan sekolah negeri di Jabar sering macet.
Politikus PKS itu menguraikan, selama ini upaya pembangunan sarana pendidikan itu banyak mengalami kendala. Pertama adalah faktor terbatasnya anggaran. “Spesifiknya untuk yang khusus pembangunan USB,” katanya kepada Jabar Ekspres.
BACA JUGA: DPRD Jabar Sesalkan Pembatalan 4 Ribu Siswa Curang PPDB, Dorong Siswa Mengadu ke KPAI
Pria yang akrab dipangil Gus Ahad itu melanjutkan, memang porsi anggaran Pemprov Jabar untuk bidang pendidikan sudah cukup tinggi. Nilainya bisa mencapai sekitar Rp 10 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang mencapai sekitar Rp 34 triliun. “Memang porsi pendidikan tinggi, tapi untuk pembangunan USB kadang tidak bisa dua digit,” tuturnya.
Menurut Gus Ahad, eksekusi pembangunan sekolah negeri juga sering terkendala soal lahan. Selain soal keabsahan sertifikat, harga lahan di masing-masing daerah juga berbeda.
Berikutnya, proses pembebasan lahan dan pembangunan gedung juga tidak bisa dilangsungkan dalam satu tahun anggaran. “Makanya dalam setahun itu pembangunan USB tidak sampai 10 unit,” cetusnya.
Selain permasalahan teknis pembangunan, Pemprov juga perlu mempertimbangkan keberadaan sekolah swasta di sejumlah daerah. Selama ini, sekolah swasta telah cukup berperan mengisi blank zonasi daerah yang tidak memiliki sekolah negeri.
BACA JUGA: Ribuan Calon Siswa di Jabar Kedapatan Daftar PPDB Secara Ilegal!
Menurut Gus Ahad, sekolah swasta juga baik karena turut berkontribusi dalam pelaksanaan pendidikan di Jabar. Bahkan porsi siswa di Jabar lebih banyak bersekolah di swasta dari pada sekolah negeri. “Mereka (sekolah swasta) turut kontribusi untuk pendidikan. Jadi perlu dibicarakan bersama juga,”cetusnya.