Kisah Kampung Cisoka yang Disulap Menjadi Wisata Alam

BACA JUGA: Rekomendasi 10 Tempat Ngopi di Bandung dengan View Bagus, Cocok Buat Berduaan Bareng Doi

Sekitar tahun 2000-an, Agus mulai mengembangkan usahanya dengan membuka warung dan bensin eceran.

“Karena banyak yang main ke sini menggunakan sepeda motor, maka itu saya mulai membuka warung dan menjual bensin eceran,” terangnya.

Sementara itu, kata Agus, hasil penjualan teh yang biasa dipanen setiap 3 bulan sekali itu hanya dibeli seharga Rp1.250,- saja per kilogramnya oleh pengepul. Hal tersebut, menjadi salah satu alasan mengapa Agus mulai merinits usaha lain.

Lagi pula, warga sekitar juga tidak secara langsung mendapatkan keuntungan dari pihak-pihak yang membangun lokasi wisata. Melainkan, mereka harus berpikir bagaimana caranya mereka dapat memanfaatkan pengunjung yang datang ke lokasi wisata.

Termasuk adanya penyelesaian jalan dan pengaliran listrik oleh pihak pemerintah yang dilakukan dengan segera, karena pembangunan oleh para investor karya wisata tersebut. Bukan semata-mata dari pemerintah untuk masyarakat. (Mg11)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan