“Tapi ternyata uang kita oleh terduga (oknum) ini diselewengkan. Jadi kita melaporkan penyalahgunaan dana pendidikan, karena kita pertama diajak untuk program sekolah di Cina, sistemnya deposit, kita simpan uang di terduga, sehingga nanti keperluan anak kita akan diurus semuanya,” katanya di Mapolda Jabar pada Kamis, 13 Juli 2023.
Lenih lanjut, Rosi mengaku bahwa dirinya telah menyetorkan sejumlah uang kepada oknum tersebut hingga sebesar Rp400 juta.
” Saya kerugian sampai Rp 400 juta. Tapi berdasarkan pendataan kami, total kerugian kurang lebih hampir Rp5 miliar, dan setiap korban (orang tua siswa lain) berbeda-beda tergantung kegiatannya tersebut yang ditawarkan (oknum),” lanjutnya.
Untuk kegiatan yang ditawarkan sendiri, Rosi mengaku bahwa oknum tersebut menawarkan sejumlah fasilitas yang dapat mengiurkan para orang tua siswa. Seperti salah satunya bisa masuk ke salah satu universitas di China.
“Jadi Ada pendidikan dan tour, pendidikan itu, harusnya anak kita itu masuk SMA di daerah Hanso Cina, supaya kalau kita mau lanjut ke Universitas bisa lebih mudah,” katanya.
“Jadi ini sudah berlangsung dari setahun yang lalu (2022) tapi baru ramai dan terungkap sekitar bulan enam (Juni 2023), karena di bulan enam itu saksi ada yang dijanjikan berangkat, tapi batal,” katanya, melanjutkan.
Namun hingga berita ini ditulis, pihak Polda Jabar belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait dugaan penipuan dan penggelapan dana oleh salah seorang seorang pengajar di salah satu lembaga pendidikan yang dilaporkan oleh puluhan orang tua siswa di Bandung. (*)