Kata Gazali, MoU tersebut merupakan kerjasama dalam pengaplikasian tridharma perguruan tinggi di Jepang dengan menjadikan PCINU Jepang sebagai partner penerima manfaat. Salah satunya adalah pelaksanaan KKN Mandiri di Jepang.
“Saya berharap, agar KKN Mahasiswa UIN bermanfaat untuk semua pihak, khususnya bagi warga Nahdiyin yang ada di Jepang, sehingga bisa membawa berkah dan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” harapnya.
Masih di lokasi yang sama, salah seorang peserta KKN Mahasiswa UIN Bandung Raisa Ramdini mengatakan, dirinya bersama teman lainnya sudah menyiapkan beberapa program KKN yang akan dibawa ke Jepang nantinya.
Namun kata dia, melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan PCINU Jepang sebelum menyusun program KKN tersebut. “Jadi, program KKN ini kita sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Jepang khususnya WNI yang bekerja di sana,” kata Raisa.
Raisa pun menyebut, ada dua program unggulan KKN Mahasiswa UIN yang akan dibawa ke Jepang. Di antaranya program advokasi dan edukasi kepada WNI di Jepang. “Karena berdasarkan informasi yang kami terima, ternyata ada permasalahan tingginya tingkat stres di sana khususnya WNI yang bekerja di Jepang,” ucpanya.
“Soal masalah stres ini, kami nantinya akan mengadakan kegiatan manajemen stres yang kami kemas dengan seminar dan juga meditasi. Kami akan menyampaikan bagaimana mengelola stres sendiri dan bagai mana melakukan meditasi secara sederhana sehingga tingkat stres dari pekerjaan yang sangat tinggi bisa teratasi denga baik,” sambung.
Tak hanya itu, Raisa mengaku, akan membawa program KKN lainnya dengan mengenalkan nilai-nilai nasionalisme bangsa Indonesia. Program tersebut dikemas dengan kegiatan 17 Agustusan, yang merupakan Hari Kemerdekaan Indonesia.
“Termasuk kami kenalkan budaya Indonesia agar mereka tidak lupa seperti penggunaan bahasa Indonesia, lalu kami juga akan menayangkan film-film animasi kebudayaan Indoensia itu sendiri,” pungkas Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung ini. (tur)