Jika melihat dari kronologi kejadian, awalnya 2 orang polisi Prancis menghentikan kendaraan seorang remaja laki-laki (17 tahun) karena dinilai melanggar rambu lalu lintas. Namun remaja tersebut tampaknya tidak mau menghentikan kendaraannya, sehingga salah satu polisi menodongkan senjatanya ke pengemudi dan menembak dari jarak dekat. Lalu mobil korban tampak bergerak sempoyongan dan akhirnya berhenti karena menabrak. Petugas layanan darurat sudah dan terus mencoba untuk melakukan pertolongan guna menyadarkan remaja tersebut di tempat kejadian, namun nyawanya tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi di penghujung bulan Juni 2023 ini.
Tindakan Polisi ini di mata publik Prancis dianggap berlebihan (excessive power) terhadap seorang remaja dan menimbulkan kematian Nahel M (17 thn) karena menerobos lampu lalu lintas. Remaja tersebut merupakan warga Perancis keturunan Afrika Utara (Aljazair-Maroko) yang tinggal di Nanterre, Paris Perancis .
Dengan cepat kejadian tersebut tersebar di berbagai platform media sosial dan media lainnya sehingga menimbulkan amarah publik yang tidak terkendali. Kerusuhan mulai terjadi di kota Paris, dan akhirnya merembet ke kota–kota lainnya seperti Lyon, Marseille, Strasbourge, Grenobe, Toulouse, Dijon dan yang lainnya. Bentrokan terus berlanjut dan semakin melebar serta diwarnai berbagai tindakan anarkis seperti perusakan, penjarahan, pelemparan dan penembakan. Sekitar 45.000 petugas kepolisian dan pasukan gendarme paramiliter dikerahkan serta menangkap ratusan orang massa. Imbas dari kejadian ini, sebanyak 1.350 kendaraan dan 234 bangunan dibakar, dan 2.560 insiden kebakaran terjadi di ruang publik.
BACA JUGA: Insiden Nenek Remaja Ditembak Membuat Heboh di Prancis, Masyarakat Minta Aksi Demonstran Diakhiri
Jika dicermati secara apik, peristiwa kerusuhan yang besar seperti di Prancis ini, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan atensi, yaitu pertama, peristiwa kerusuhan besar biasanya dipicu oleh banyak faktor. Sesuatu yang ‘nampaknya’ seperti sepele dan remeh ternyata bisa berdampak besar. Disinilah kemampuan membaca dan menghitung resiko (Risk Assessment) atas setiap tindakan yang akan diambil menjadi sangat penting. Jika salah melakukan kalkulasi, maka resikonya sangat besar sekali dan sifatnya tidak terduga. Kejadian penembakan ini akhirnya menjadi trigger (pemantik) kemarahan ketika bertemunya berbagai kepentingan dan kekecewaan kolektif untuk memanfaatkan situasi dan keadaan.