Makin Hidup Lewat Karya Seni, Jalan Braga Jadi Kawasan Wisata Mempesona dan Berwarna

BAGI masyarakat Kota Bandung, mungkin mendengar kata Jalan Braga sudah tak asing. Pasalnya, selain jadi pusat sentral aktivitas warga, banyak juga sejarah yang tercipta di jalan itu. Sehingga, nama Jalan Braga sudah sangat melekat di benak masyarakat Kota Kembang.

YANWAR BASWATAKOTA BANDUNG

Berlokasi di wilayah Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Jalan Braga cukup memikat daya tarik publik, sebab area tersebut menjadi salah satu destinasi wisata kota yang bersejarah dan terkenal di Indonesia.

Salah satu di antara sejarah yang tercipta di Jalan Braga adalah Gedung DENIS. Dulu di era colonial, bangunan tersebut digunakan sebagai gedung Bank Hindia Belanda. Hingga saat ini gedung itu masih berdiri tegak dan digunakan sebagai Kantor Pusat Bank BJB.

Momen bersejarah pun sempat tercatat di Jalan Braga ini. Tepanya pada era perjuangan kemerdekaan, bendera Belanda yang berkibar di Gedung DENIS kala itu, dirobek sebagian hingga menyisakan warna merah dan putih.

Memiliki panjang sekira 850 meter, dari arah Utara hingga Selatan, tepatnya mulai dari Kantor Bank Indonesia Jawa Barat sampai Gedung Merdeka di kawasan Jalan Asia Afrika, Jalan Braga selalu meriah, ramai dikunjungi wisatawan lokal hingga asing.

Dengan beragam pesonanya, Jalan Braga menjadi salah satu keunikan yang selalu berhasil menjadi magnet untuk dikunjungi wisatawan ketika berada di Kota Bandung.

Selain menjadi saksi bisu sejarah sejak masa Kolonial Hindia Belanda, Daya tarik Jalan Braga untuk dikunjungi juga karena berbagai alasan, di antaranya banyak terdapat spot untuk berswafoto, berkuliner mulai dengan menu hidangan khas nusantara, hingga makanan khas Eropa. Apalagi menu sajian dari Negeri Kincir Angin Belanda, semua ada di jalan tersebut.

Tak sampai di situ, beragam kesenian pun turut menjadi pemantik eksistensi area tersebut menjadi kawasan wisata yang wajib dikunjungi ketika berada di Kota Bandung.

Seorang Seniman Lukis, sekaligus Penerus Pengelola Rumah Seni Ropih, Tata,49, mengatakan, Jalan Braga pada sekira 1990 sampai 2000 lalu, hiruk-pikuk aktivitas masyarakat khususnya dari sudut kesenian, tak semeriah sekarang. Bahkan belum ada yang jual-jual karya lukisan seperti saat ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan