14.Memberitahu Keluarga Ketika Ingin Pulang
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang ketika kembali dari safar pada malam hari tanpa memberitahukan keluarganya terlebih dahulu. Hal itu berdasarkan haditsnya Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari. Beliau berkata: “Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِذَا أَطَالَ أَحَدُكُمْ الْغَيْبَةَ فَلَا يَطْرُقْ أَهْلَهُ لَيْلًا [أخرجه البخاري]
“Apabila kalian telah lama bepergian (lalu kembali) maka jangan mendatangi keluarganya dimalam hari”. HR Bukhari no: 5244.
Dalam riwayat yang lain. Beliau mengatakan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُ أَنْ يَأْتِيَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ طُرُوقًا [أخرجه البخاري ]
“Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang untuk pulang dari bepergian lalu menemui keluarganya pada malam hari“. HR Bukhari no: 5243.
Kemudian yang terakhir, hendaknya bagi seorang musafir untuk perhatian terhadap do’a, karena do’a seorang musafir mustajab. Hal itu, seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits, bahwa Nabi muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ و دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ » [أخرجه أبو داود]
“Tiga do’a yang tidak diragukan lagi terkabulnya, yaitu do’anya seorang musafir, do’a seorang yang terdhalimi, dan do’a jelek orang tua kepada anaknya“. HR Abu Dawud no: 1536. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.