Kebiasa beliau adalah mengucapkan takbir tiga kali, dan dilanjutkan dengan membaca do’a safar berikut ini:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ [أخرجه البخاري و مسلم]
“Maha suci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami pasti akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada –Mu kebajikan, ketakwaan dan amal yang Engkau ridhoi dalam perjalanan kami ini. Ya Allah, mudahkanlah bagi kami perjalanan ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah pendampingku dalam perjalanan, dan pengganti ditengah keluarga yang aku tinggalkan. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada –Mu dari kesulitan diperjalanan, tempat kembali yang menyedihkan dan pemandangan yang tidak mengenakan pada harta dan keluarga“.
Dan bila sudah pulang, kembali mengucapkan do’a tadi lalu menambah dengan do’a ini:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ » [أخرجه مسلم]
“Kami kembali, kami bertaubat, kami selalu beribadah dan memuji Allah Rabb kami”. HR Muslim no: 1342.
Selain doa diatas, juga bisa menambahkan doa yang diriwayatkan oleh HR Muslim no: 1343, berikut ini:
كان يتعوذ من الحور بعد الكور –وهو الرجوع من الاستقامة او الزيادة إلى النقص- ودعوة المظلوم [أخرجه مسلم]
“Beliau biasa meminta perlindungan kepada Allah dari kekurangan dan do’a orang yang terdhalimi”. .
3. Membaca Do’a naik kendaraan
Setelah membaca doa safar, bila perjalanan kita menggunakan kendaraan, maka sebaiknya juga membaca do’a ketika naik kendaraan.
Hal itu seperti hadits yang dikeluarkan oleh Tirmidzi didalam sunannya dari Ali bin Rabi’ah, beliau berkata:
: شَهدتُ عليًّا أُتي بدابَّةٍ ليَرْكَبَها، فلمَّا وضعَ رِجلَه في الرِّكابِ قال: «بِاسمِ اللهِ» ثَلَاثًا، فلمَّا استوى على ظَهرِها قال: «الحَمدُ للهِ» ثُمَّ قَالَ: «سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ»، ثُمَّ قَالَ: «الحَمْدُ للهِ» ثَلَاثًا، و«اللهُ أكْبَرُ» ثَلَاثًا، «سُبحَانَكَ إِنِّي قَد ظَلَمتُ نَفسِي فَاغفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنتَ» ثمَّ ضحِك، قلت: من أي شيء ضحكت يا أميرَ المؤمنينَ؟ قال: رأيت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- صنع كما صنعت ثم ضحك، فقلت من أي شيء ضحكت يا رسول الله؟ قال: «إِنَّ رَبَّكَ لَيَعجَبُ مِن عَبدِهِ إِذَا قَالَ: رَبِّ اغفِر لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغفِرُ الذُّنُوبَ غَيرُكَ»
“Kami pernah menyaksikan Ali bin Abu Thalib minta didatangkan hewan tunggangannya, tatkala beliau mau meletakkan kakinya untuk naik, ia mengucapkan: ‘Bismillah‘. Sebanyak tiga kali. Dan ketika telah berada diatas hewan tunggangan beliau mengucapkan: ‘Alhamdulillah‘, kemudian membaca do’a bepergian: “Maha suci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami pasti akan kembali“. Lalu mengucapkan: ‘Alhamdulillah‘, tiga kali, ‘Allahu akbar‘, tiga kali. Kemudian mengucapkan: ‘Maha suci Allah, sesungguhnya aku telah berbuat dhalim terhadap diriku sendiri, maka ampunilah saya, sesungguhnya tidak ada yang mampu mengampuni dosa melainkan Engkau“.