JABAR EKSPRES – Pada Kamis pagi (29/6), masyarakat muslim di Beijing merayakan Idul Adha dan ada beberapa warga Beijing yang melakukan aktivitas seperti sediakala menuju tempat kerja masing-masing juga terlihat.
Karena tingkat aktivitas warga yang tinggi, laju kendaraan sangat lambat saat melewati kawasan yang dikenal sebagai Pusat Kuliner Halal China ini.
Petugas keamanan, mulai dari relawan partai yang berkuasa, personel bela diri (baoan), hingga petugas polisi dengan setelan biru tua, terkonsentrasi di persimpangan jalan raya.
Itu belum termasuk petugas keamanan berpakaian preman yang tersebar di seluruh wilayah Muslim terbesar di ibu kota Tiongkok ini.
BACA JUGA : Sebanak 800 WNI yang Berada di Qatar Laksanakan Salat Idul Adha di Doha
Pihak berwenang telah mendirikan dua tenda penjagaan di jalan menuju Masjid Niujie. Puluhan penjaga dengan detektor logam berdiri di setiap tenda.
Setiap orang yang melewati tenda akan diperiksa satu per satu, termasuk barang bawaan mereka. Saatnya menyaring calon jamaah sebelum memasuki ruang tunggu bandara.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 lebih dari 20 menit, namun suasana Masjid Niujie masih sepi.
“Salat dimulai pukul 9,” kata pengurus Masjid Niujie sambil sibuk membuka gulungan karpet di halaman.
Meski sepi, sejumlah petugas keamanan dan pejabat partai berkuasa menunggu di beberapa sudut kompleks masjid. Ada yang berdiri, ada pula yang duduk dan melihat ke segala arah.
Jemaat datang secara bergelombang. Beberapa Muslim dari berbagai ras dan kebangsaan juga turut mewarnai suasana sebelum salat Idul Adha di masjid yang pertama kali dibangun pada tahun 996 Masehi, saat Tiongkok masih dikuasai oleh Dinasti Liao.
Namun pagi itu, jamaah salat Idul Adha didominasi oleh minoritas Muslim Hui. Ada juga minoritas Muslim China lainnya, seperti Uighur dan Salar, meskipun jumlahnya sangat sedikit, dilihat dari pakaian mereka.
Umat Muslim dari Indonesia, yang sebagian besar merupakan pelajar, termasuk dalam daftar panjang peserta salat Idul Fitri di kompleks masjid seluas 10.000 meter persegi di distrik Xicheng, Beijing.
Selain memiliki latar belakang sejarah kemunculan komunitas Muslim Tiongkok, Niujie, yang juga dikenal sebagai Qingzhen, juga populer di kalangan penduduk setempat karena berbagai hidangan Halal.