JABAR EKSPRES – Pemerintah Swedia tidak hanya mengizinkan aksi pembakaran Al-Qur’an, namun juga melindungi pelaku pembakaran tersebut.
Di saat umat Muslim di Swedia sedang merayakan Hari Raya Iduladha, Salwan Momika justru melakukan tindakan provokatif berupa pembakaran Al-Qur’an.
Aksinya dalam melakukan pembakaran Al-Qur’an dapat berjalan lancar karena dilindungi oleh kepolisian setempat.
Pasalnya, pihak pemerintah Swedia sebelumnya sudah menyatakan bahwa aksi Salwan Momika tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang konstitusional Swedia.
Aksi yang memancing kemarahan orang-orang Islam ini terjadi di masjid yang berada di pusat Stockholm pada Rabu, 23 Juni 2023.
BACA JUGA: Atas Nama Kebebasan Berekspresi, Swedia Izinkan Aksi Pembakaran Al-Qur’an
Kecaman datang dari Direktorat Urusan Agama Türkiye, Ali Arbas. Ia mengutuk keras pembiaran Swedia atas aksi pembakaran kitab suci umat Muslim ini.
“Saya mengutuk keras persetujuan tindakan tercela terhadap kitab suci kita, Al-Qur’an, di Swedia selama Idul Adha. Saya mengundang Swedia dan negara-negara Barat untuk berhenti melindungi mentalitas sakit yang memusuhi Muslim, perdamaian sosial, dan kemanusiaan ini.” kata Erbas lewat akun media sosial miliknya.
Tidak ketinggalan Mesir pun turut melemparkan kecaman atas aksi yang dinggap sebagai “tindakan tercela yang memprovokasi perasaan umat Islam” di saat hari suci Iduladha.
Pembakaran Alquran juga dikecam oleh enam anggota Dewan Kerjasama Teluk dan Maroko, yang menarik duta besarnya untuk Stockholm.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengecam insiden itu, dengan mengatakan “tindakan penuh kebencian dan berulang-ulang ini tidak dapat diterima dengan pembenaran apa pun, dan mereka jelas-jelas menghasut kebencian, pengucilan, dan rasisme.”
BACA JUGA: Warga Irak Bakar Salinan Al-Quran di Luar Masjid di Swedia Saat Idul Adha
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Yordania juga mengatakan “membakar Alquran adalah tindakan kebencian yang berbahaya, dan manifestasi Islamofobia yang memicu kekerasan dan menghina agama, dan sama sekali tidak dapat dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi.”
Irak mengutuk sebagai “rasis” dan “tidak bertanggung jawab” atas pembakaran salinan Alquran oleh Salwan Momika, seorang pria Irak yang tinggal di Swedia.