JABAR EKSPRES – Kuliner di Kota Bandung tidak hanya bertumpu pada kelas restoran atau kafe, kuliner Pedagang Kali Lima (PKL) pun kerap menjadi incaran pelancong. Oleh karenanya, tidak salah jika Kota Bandung menyabet gelar kota kuliner.
Kawasan PKL Sultan Agung merupakan salah satu wilayah PKL yang kini naik kelas. Kawasan ini masuk ke dalam zona kuning, artinya para pedagang yang menyajikan kuliner Bandung maupun bukan di sini diperkenankan berjualan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Batas waktu berjualannya adalah mulai dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.
Berkat penataan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, kawasan ini semakin rapi dan tertata. Hal ini membuat pelancong yang datang merasakan kenyamanan.
Saefudin, pedagang gudeg di sana mengaku, kawasan PKL Sultan Agung kini menjadi lebih rapi dan tertata sehingga penjual dan pengunjung merasa lebih nyaman.
“Di sini lebih bersih, nyaman. Pelanggan juga nyaman makan di sini,” ucap Saefudin.
Pria yang berusia 30 tahun itu memberikan apresiasi kepada Pemkot Bandung yang telah memberi perhatian kepada kawasan itu. Pasalnya, hal tersebut cukup memberi dampak terhadap omzet yang didapatkannya.
BACA JUGA: Galeri Rasulullah Masjid Raya Al Jabbar: Review Lengkap, Operasional, Tiket Masuk, dan Akses!
“Alhamdulillah sekarang itu mempengaruhi juga ke dagangan saya. Sekarang saya bisa menjual sekitar 400 porsi per hari,” ungkapnya.
Di lain sisi, Mamat Sudiutama selaku Ketua RW 03 Kelurahan Citarum, Kecamatan Bandung Wetan menjelaskan bahwa PKL di kawasan Sultan Agung ini telah dibina oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil Mikro (KUMKM) sehingga dapat bersaing dengan pedagang di kawasan lain.
Mamat Sudiutama juga menerangkan bahwa di sekitar kawasan tersebut ada gereja, clothing, kafe, dan sekolah. Pedagang PKL di sana dapat memanfaatkan pelancong tersebut untuk meraup keuntungan.
BACA JUGA: Kuliner Khas Bandung: 6 Rekomendasi Surabi Terenak dan Termurah di Kota Bandung
“Intinya saling menguntungkan. Buktinya PKL Sultan Agung nyaman dan bersih. Pengunjung pun bisa menikmati kuliner Bandung maupun non Bandung yang ada,” jelasnya.