“Saya lihat masyarakat kini cenderung memilih sapi sebagai hewan kurban mungkin karena satu sapi bisa untuk banyak orang sedangkan satu domba hanya untuk seorang,” jelasnya.
Selain itu terkait penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) Ningning tak menampik di Kabupaten Bandung sendiri ada hewan yang terkena penyakit tersebut sebanyak 1.679 ekor sapi.
“Memang di kita juga ada dan awal ditemukannya itu di Pangalengan sebanyak 30 ekor pada Desember 2023,” ungkapnya.
Namun Ningning memastikan jika semua lapak penjualan hewan kurban di pastikan tidak ada hewan kurban yang terkena penyakit LSD.
Lantaran dirinya dengan tegas meminta untuk para penjual memisahkan hewan yang terkena penyakit dengan yang tidak terkena penyakit, terlebih dirinya sudah memastikan langsung ke lapangan dan memberikan tanda bahwa hewan kurban yang dijual sudah ada garansinya.
“Jadi masyarakat juga bisa melihat karena penyakit LSD ini kan menyerang fisik jadi bisa melihat mana hewan yang sakit dan tidak. Apalagi jika melihat hewan tersebut fisiknya aneh jangan dibeli dan bilang ke kita untuk segera ditindak,” terang dia.
Selain itu Ningning menjelaskan ciri hewan yang terkena LSD ini akan muncul pada fisik seperti adanya benjolan pada kulit, leher, punggung dan perut.
“Selain itu sapi dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, dan lesu,” ungkapnya.
Ningning mengatakan penyakit seperti LSD dan PMK sebetulnya mudah untuk dilihat karena tanda penyakit tersebut berada di luar.
Berbeda dengan penyakit yang didalam sehingga sangat sulit untuk diperiksa.
“Makanya kita menurunkan personel untuk melakukan pemeriksaan dalamannya, setelah hewan disembelih. Jangan sampai ada penyakit, seperti cacing hati dan lainnya,” katanya.
Makanya Ningning meminta agar semua petugas yang berjaga bisa mengidentifikasi gejala awal dan memastikan hewan kurban ini masih ada penyakit atau tidak.
“Nah makanya para relawan, seperti Julaiha sudah diajarkan untuk mengidentifikasi awal, apakah ada penyakitnya atau tidak. Sehingga kami akan langsung datang ke lapangan jika ada laporan dari masyarakat, yang ingin memastikan dan memeriksa hewan kurbannya,” tuturnya.