Kepala Kantor SAR Jayapura Sunarto mengabarkan bahwa pencarian awal sudah dilakukan dengan menggunakan pesawat Susi Air dari Bandara Wamena.
“Pencarian dengan pesawat Susi Air dari Bandara Wamena menggunakan pesawat tipe PC06, PK-VVK, rute Wamena-Poik. Take off pada pukul 13.37 WIT,” terang Sunarto sesuai dengan keterangan tertulis yang Jabarekspres.com terima dari Basarnas Command Center (BCC).
Namun, pencarian awal menggunakan pesawat Susi Air pun berakhir dengan nihil. Dilanjutkan dengan pencarian kedua menggunakan Helikopter milik PT Heli Intan Angkasa dengan jenis PK-IWQ pada pukul 16.10 WIT.
“Pencarian dengan pesawat PT Heli Intan Angkasa, PK-IWQ. ATD Wamena pukul 16.20 WIT. On board di heli 2 anggota pos SAR Wamena atas nama Burirang dan Aila Itlai,” jelasnya.
Pencarian kedua dengan menggunakan Helikopter Intan pun membuahkan hasil. Pihaknya menemukan lokasi jatuh pesawat milik SAM Air tersebut.
Tetapi, Sunarto kembali mengungkapkan bahwa dia belum bisa memastikan kondisi para korban karena faktor cuaca yang tidak mendukung. Tampak kondisi pesawat yang terjatuh itu mengalami hancur pada bagian depannya dan mengeluarkan kebulan asap.
BACA JUGA: Lokasi Pesawat SAM Air PK-SMW yang Jatuh di Hutan Yalimo Sulit Dijangkau, SAR: Sedang Berusaha
Pada hari Senin (26/6), Basarnas telah menurunkan sejumlah enam personil tambahan di lapangan untuk membantu proses evakuasi. Kasiops Marinus Ohoirat mengungkapkan, melalui Silvia Yoku, sebanyak enam personil sudah tiba di TKP sekitar pukul 10.55 WIT.
“Enam personil tambahan ini kami bekali dengan logistik, censo, dan alat lainnya. Saat ini, total 12 personil sudah di sekitar area LKP dan sedang berusaha untuk menjangkau titik koordinat jatuhnya pesawat,” jelas Humas Kantor SAR Jayapura Silvia Yoku dalam keterangan tertulisnya.
Tim SAR gabungan yang melakukan evakuasi juga tampak kesulitan saat menuju lokasi karena cuaca dan medan yang cukup terjal. Mengingat lokasi jatuhnya pesawat berada di tengah hutan dan area pegunungan.
“Mereka terkendala dengan medan yang sangat terjal dan cuaca yang bisa berubah setiap saat. Membuatnya sulit untuk melakukan evakuasi,” tambahnya.