JABAR EKSPRES – Kak, yang isi tiga dua boks ya! Suara mahasiswa berseragam Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) memecah sesi wawancara Jabar Ekspres terhadap Erin Resarinda (22 tahun), mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Siliwangi peraih beasiswa unggulan angkatan tahun 2021.
Erin berjualan kue balok Brownies Meleleh di area wisata kuliner belakang kampus Unjani, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Dengan cekatan, adonan coklat cair di botol plastik ia tuang ke dalam cetakan besi panas berbentuk kotak. Jajanan itu cukup digemari mahasiswa, kaum muda. Pelanggannya sudah banyak. Pun yang tua-tua.
“Ini kak browniesnya, total jadi Rp20 ribu,” timpal Erin kepada mahasiswa putri dari Unjani, sore itu. Langganannya.
Di lapak dua kali empat meter, selangkah dari jalan raya, gerobak serba kuning miliknya bersolek mengundang pembeli. Erin membelah kesibukannya antara kuliah dan jualan. Pagi menuntut ilmu, sore hingga malam menjemput rezeki. Ia nikmati.
Mahasiswa smester empat jurusan Bahasa Inggris itu tengah mencukil titel Sarjana. Di IKIP Siliwangi, Erin, tercatat satu-satunya mahasiswa angkatan tahun 2021/2022 yang meraih beasiswa unggulan dari pemerintah.
Beasiswa unggulan menjadi gengsi tersendiri dikalangan mahasiswa. Betapa tidak, beasiswa itu lahir dari jalur prestasi. Pun Erin, ia bangga dapat beasiswa prestasi. Terlebih orang tuanya. Mungkin juga tetangganya. Ikut-ikutan bangga.
Namun bagi penyuka drama korea ini, beasiswa tetaplah beasiswa. Bentuknya hanya bantuan pembiayaan. Ia tak menaruh asa pada tunjangan siswa. Tak ingin dimanja oleh dana siswa. Hingga berleha-leha pada masa muda. Ia sadar, keluarganya tak berdaya dengan harta.
Tekad Erin kuat, ingin mandiri, berjualan sendiri demi mendapat tambahan rezeki. Meski biaya kuliah, uang saku, hingga biaya hidup telah dijamin dari beasiswa itu, saban hari tak henti mengais rezeki. Beasiswa ia anggap bonus dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sang penjamin rezeki.
“Dari hasil jualan brownies ini, saya gunakan untuk biaya sekolah adik saya dan sebagian lagi saya berikan untuk orang tua di kampung,” terang anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Sahudin dan Misyati.