41 Orang Meninggal Dunia Akibat Kerusuhan di Penjara Wanita di Honduras

JABAR EKSPRES- Pada Selasa (20/6), terjadi kerusuhan di sebuah penjara wanita di Honduras yang mengakibatkan setidaknya 41 orang tewas setelah geng kriminal melakukan serangan balasan terhadap upaya pemerintah dalam memberantas korupsi di dalam penjara tersebut.

Menurut juru bicara kantor kejaksaan, Yuri Mora, pihak berwenang sedang mengidentifikasi mayat-mayat di Centro Femenino de Adaptacion Social.

Centro Femenino de Adaptacion Social adalah penjara wanita yang menampung sekitar 900 orang dan terletak sekitar 20 kilometer dari ibu kota Honduras, Tegucigalpa.

Mayoritas korban tewas akibat dibakar, sementara beberapa lainnya tewas akibat ditembak, kata Mora. Tujuh orang lainnya sedang dirawat di rumah sakit negara.

Presiden Xiomara Castro menyebut kerusuhan tersebut sebagai hasil dari rencana yang dilakukan oleh anggota geng kriminal dengan pengetahuan sipir penjara.

“Dalam akun Twitter-nya, dia mengatakan, “Saya akan mengambil tindakan tegas.”

Tindakan pertama yang diambil oleh Castro pada Selasa malam adalah mencopot Menteri Keamanan Ramon Antonio Sabillon dan menggantikannya dengan Kepala Kepolisian Nasional Gustavo Sanchez. Sabillon dipindahkan ke posisi dalam departemen luar negeri.

Castro berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang lebih luas pada hari Rabu untuk melawan apa yang dia sebut sebagai kejahatan terorganisir dan membongkar boikot keamanan yang dipupuk dari dalam penjara.

Kerusuhan tersebut diduga sebagai reaksi terhadap tindakan keras pemerintah terhadap korupsi di dalam penjara dalam beberapa bulan terakhir, kata Julissa Villanueva, kepala lembaga pemasyarakatan tersebut.

Pada awal tahun ini, sebuah komisi dibentuk untuk melakukan razia di sejumlah penjara guna merebut kendali dari geng kriminal dan melakukan mutasi terhadap petugas penjara yang terlibat dalam praktik korupsi.

Keluarga narapidana berkumpul di luar penjara pada Selasa malam untuk mencari tahu kabar mengenai orang-orang yang mereka cintai.

“Seorang wanita bernama Ligia Rodriguez mengatakan kepada stasiun televisi Channel 3 Honduras, “Saya sedang mencari informasi tentang keberadaan putri saya di dalam penjara tersebut, tetapi mereka masih belum memberi tahu kami.”

Honduras memiliki sejarah insiden mematikan di dalam penjara, seperti pada tahun 2019 ketika 18 narapidana tewas dalam perkelahian antargeng di dalam penjara, dan pada tahun 2012 ketika lebih dari 350 orang tewas akibat kebakaran di dalam penjara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan