JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa gempa bumi dangkal yang terjadi di Mojokerto, Jawa Timur, disebabkan oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa bumi dengan magnitudo 4,6 terjadi pada malam hari dan dipicu oleh sesar aktif yang belum diketahui secara pasti. Gempa ini tidak terkait dengan Sesar Surabaya dan berada di luar zona Sesar Kendeng.
Episenter gempa berkekuatan 4,6 SR tersebut berlokasi di daratan, sekitar 10 km arah timur laut Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada kedalaman 9 km. Koordinatnya adalah 7,49 lintang selatan dan 112,54 bujur timur.
Daryono menjelaskan bahwa berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, jenis gempa yang terjadi adalah gempa bumi dangkal yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip).
Gempa ini dirasakan di Mojokerto dengan skala III-IV MMI (modified mercally intensity), yang berarti banyak orang merasakannya di dalam rumah pada siang hari, beberapa orang merasakannya di luar rumah, tembikar pecah, jendela/pintu berderak, dan dinding berbunyi.
Gempa ini juga dirasakan di Pasuruan, Surabaya, Lamongan, dan Gresik dengan skala III MMI (getaran dirasakan di dalam rumah, terasa seperti ada truk yang lewat).
Sementara itu, di daerah Sidoarjo dan Lawang, gempa dirasakan dengan skala II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, terasa getaran seperti ada truk yang lewat).
Hingga saat ini, tidak ada laporan kerusakan akibat gempa tersebut.
Daryono menyebutkan bahwa hingga pukul 21.00 WIB, BMKG belum mendeteksi adanya gempa susulan (aftershock).
Masyarakat diimbau tetap waspada. Berdasarkan catatan sejarah, di Mojokerto pernah terjadi gempa bumi merusak pada tahun 1834 dengan intensitas mencapai VII-VIII MMI (rusak berat).