Sulap Betrak Betruk Jadi Hiasan Bernilai Jual Tinggi

Jabar Ekspres – Betrak betruk atau perabot rumah tangga yang sudah tidak dipakai sering jadi sampah yang mengganggu. Baik di lingkungan rumah tangga atau skala besar di tingkat kota.

Ternyata, betrak betruk itu bisa disulap menjadi barang bernilai jual tinggi. Yakni dintuk hiasan dinding atau hiasan rumah.

Hiasan dinding atau rumah dari betrak – betruk itu dikenalkan Dedy Darmawan.

Betrak betruk itu juga bisa berasal dari berbagai jenis barang-barang rumah tangga yang bekas pakai. Misalnya, bungkus pasta gigi, sikat gigi, botol sampo, hingga perabot rumah tangga bekas berbahan besi atau logam.

Untuk barang seperti bekas sampo dan pasta gigi bisa dibuat hiasan dinding. Caranya, berbagai bentuk botol dan perabot bekas itu ditempel pada papan menggunakan lem.

BACA JUGA: Braga dan Lukisan yang Berjalan Bersama Waktu

Kemudian di warna dengan cat semprot yang eksotik. Setelah kering, papan itu bisa dipajang di dinding ruang tamu atau ruang keluarga.

Perpaduan warna dan bentuk timbul dari berbagai barang bekas itu bisa tampil cantik. Seperti lukisan abstrak.

“Cuman butuh lem dan cat semprot, bikinnya juga mudah,” jelas pria yang juga pernah duduk sebagai Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung itu.

Kemudian untuk barang bekas yang terbuat dari logam atau besi juga bisa dibuat hiasan rumah yang elegan. Barang-barang itu bisa disusun sedemikian rupa sehingga tampil elegan untuk dipajang di ruang tamu atau sudut rumah lain. Misalnya dibuat model lampu kuno, patung, hingga mainan alat berat.

“Kalau yang ini butuh las,” imbuh Dedy.

Dedy menambahkan, selama ini pihaknya memang beljm sampai menjual atau memasarkan barang dari betrak betruk itu. Tetapi sejumlah masyarakat atau pelaku kerajinan kreatif sudah banyak yang memperdagangkan kreatifitas itu.

BACA JUGA: Mengenal Komunitas Free Fly Cimahi, Hadirkan Parrot di Kafe hingga Perlombaan

Nilai jualnya juga bisa tembus jutaan. Tergantung bahan dan kerumitan pembuatan.

“Kalau dari kami lebih untuk edukasi. Agar masyarakat mau mengolah sampah,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan