Apakah BBM Bioetanol Aman untuk Kendaraan? Simak Penjelasannya

JABAREKSPRES – Penjualan bioetanol, jenis baru Bahan Bakar Minyak atau BBM, akan segera dimulai di Indonesia.

Penjualan perdana akan dilakukan di Surabaya melalui PT. Pertamina. Rencananya, BBM jenis Pertamax akan dicampur dengan etanol.

Sehubungan dengan hal ini, bagaimana pabrikan mobil merespons penyebaran bioetanol dan apakah aman bagi mesin mobil Anda?

Toyota, sebagai pemain utama dalam industri otomotif di Indonesia, menyatakan bahwa penggunaan bioetanol sebenarnya tidak menjadi masalah bagi mobil Toyota.

Bob Azam, Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufactur Indonesia (TMMIN), mengatakan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait bahan bakar yang akan digunakan.

Ia menjelaskan bahwa mesin Toyota secara global sudah mampu menggunakan campuran E10, yaitu campuran 10% etanol terbarukan.

“Pada dasarnya, E5 dapat digunakan secara global tanpa penyesuaian, namun terdapat perbedaan pada mesin dan bahan bakarnya. Jika mesin tidak ada masalah, maka masalahnya terletak pada bahan bakarnya. Jika biosolar telah diuji coba dengan campuran B10 atau B20, hasilnya akan disesuaikan agar sesuai dengan kompatibilitas. Hal yang sama juga berlaku untuk etanol. Dalam hal mesin, E5 bahkan bisa mencapai E10,” ungkap Bob di Karawang, Jawa Barat dilansir dari rakyatbengkulu.

BACA JUGA: Pertamina Memimpin BBM Baru Bioetanol, untuk Masa Depan Energi Indonesia!

TMMIN bahkan telah mengekspor mesin yang dapat menggunakan bahan bakar dari sumber energi terbarukan, termasuk campuran etanol.

Sejak tahun 2010, TMMIN telah dipercaya oleh prinsipal untuk memasok mesin berbahan bakar etanol ke pasar Amerika Latin, seperti Argentina dan Brasil.

Salah satu contoh mesinnya adalah tipe 2TR-FFV dengan kapasitas 2.694 cc yang digunakan dalam mobil Toyota Hilux.

Salah satu negara di Amerika Selatan yang telah berhasil menerapkan bioetanol adalah Brasil.

Negara tersebut sudah berhasil mengubah turunan gula menjadi bioetanol untuk mendukung mobilitas ramah lingkungan dan dekarbonisasi.

“Toyota telah mengembangkan mesin yang dapat menggunakan hingga E20, sedangkan di Brasil bahkan sudah ada E100. Jika menggunakan E100, akan ada penyesuaian, namun jika menggunakan E5 hingga E10, tidak perlu penyesuaian. Namun, perlu memeriksa kesesuaian bahan bakar dengan mesin, baik dalam hal engine maupun fuel,” jelas Bob.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan