JABAR EKSPRES – Sering kepo atau penasaran dengan status orang, teman atau siapapun di sosial media, hingga membuat julid bisa menjadi penyakit hati yang membahayakan.
Hal ini akan merugikan diri sendiri dan bisa menjadi penyakit hati, pasalnya orang yang pasang status tidak akan tahu apa yang ada dipikiran orang yang membacanya, atau apa yang diucapkan pembacanya.
Bagi seorang yang sudah tidak suka, maka status apapun tidak akan terlihat baik di matanya, meskipun status tersebut berupa nasehat maka bisa saja baginya seperti sindiran, hal inilah yang lambat laun akan menjadi penyakit hati.
Selain itu, tidak sedikit juga yang sengaja memata-matai atau mencari-cari kesalahan dari postingan di sosial media.
Hal ini dalam islam disebut sebagai tajassus, atau lebih lengkapnya dijelaskan dalam ayat berikut ini :
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﻥَّ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﺛْﻢٌ ۖ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠَﺴَّﺴُﻮﺍ
*“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu (memata-matai) mencari-cari kesalahan orang lain ” (Al-Hujurat : 12)
Tajassus atau kebanyakan berprasangka terutama prasangka buruk adalah perbuatan dosa yang termasuk dalam penyakit hati. Seperti uraian hadits An-Nawawi yang menjelasakan mengenai tajassus berikut ini :
ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﻮﺭﺍﺕ . ﻭﻗﻴﻞ : ﺑﺎﻟﺠﻴﻢ : ﺍﻟﺘﻔﺘﻴﺶ ﻋﻦ ﺑﻮﺍﻃﻦ ﺍﻷﻣﻮﺭ , ﻭﺃﻛﺜﺮ ﻣﺎ ﻳﻘﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﺮ
“Tajassus adalah mencari aurat (kesalahan-kesalahan tersembunyi orang lain, ada juga yang mengatakan mencari/memeriksa yang tersembunyi dan kebanyakannya adalah kejelekan (yang tersembunyi).” [Syarh An-Nawawi lil Muslim]
baca juga : Terungkap, Minum Kopi Dapat Turunkan Risiko Penyakit Hati
Adapun ciri-ciri orang Tajassus seperti mengurusi urusan orang lain, sibuk memata-matai postingan orang, senang saat orang lain susah, kesal saat orang gembira, tidak bisa tenang melihat orang lain sukses dan sering baper saat melihat postingan nasehat dari oranglain.
Perbuatan ini wajib untuk dihindari, karena memiliki potensi dosa besar, bahkan bisa jadi fitnah. Perintah untuk menghindari Tajasus yang termasuk dalam penyakit hati ini, juga dijelaskan dalam hadits berikut :
ﺇِﻳَّﺎ ﻛُﻢْ ﻭَﺍﻟﻈَّﻦَّ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻈَّﻦَّ ﺃَﻛْﺬَﺏُ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻭَﻻَ ﺗَﺤَﺴَّﺴُﻮﺍ ﻭَﻻَ ﺗَﺠَﺴَّﺴُﻮﺍ ﻭَﻻَ ﺗَﺤَﺎﺳَﺪُﻭﺍ ﻭَﻻَﺗَﺪَﺍﺑَﺮُﻭﺍ ﻭَﻻَﺗَﺒَﺎﻏَﻀُﻮﺍ ﻭَﻛُﻮْﻧُﻮﺍﻋِﺒَﺎﺩَﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇﺣْﻮَﺍﻧًﺎ
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”