JABAR EKSPRES – Pria muslim di dunia khususnya para Jemaah haji tentunya memiliki impian untuk dapat melaksanakan salat Jumat di Masjidil Haram di Mekah maupun di Masjid Nabawi di Madinah.
Namun, di tengah cuaca panas di Tanah Suci yang berpotensi mengganggu kesehatan, diperlukan sejumlah antisipasi agar para jemaah haji tetap bisa melaksanakan ibadah dengan nyaman dan aman.
Petugas Haji Daerah Provinsi Jawa Barat Bidang Kesehatan dari Kloter JKS 58, dr Dimas Erlangga Luftimas, mengimbau jemaahnya untuk tetap menjaga Kesehatan pada saat berhaji.
Terlebih, saat ini cuaca di Arab Saudi mencapai 40 derajat celcius bahkan lebih. Hal ini menjadi perhatian khusus, terutama jemaah lansia yang memang mendominasi kloter asal Jabar.
Karena itu,ia mengingatkan risiko kesehatan yang dapat terjadi, diantaranya adalah_heat stroke atau serangan panas.
Gangguan ini memiliki gejala-gejala bermacam-macam, mulai dari kebingungan, pusing, kejang, bahkan bisa menyebabkan kematian.
“Yang mesti dilakukan tentunya adalah kita menghindari sumber panas tersebut bagaimanapun caranya. Saat mau salat jumat, yang dilakukan harus mencari tempat teduh. Jangan sampai tubuh atau kepala kita terpapar sinar matahari atau panas secara langsung. Cari tempat teduh dan tempat ber-AC,” kata Dimas, Jumat (9/6/2023).
Jemaah juga disarankan berangkat lebih pagi ke masjid supaya bisa masuk dalam ruangan masjid dan tidak akan “terlempar” ke halaman masjid yang udara dan panasnya terbuka.
Upaya yang kedua, katanya, usahakan menggunakan penutup kepala dan kalau bisa dibasahi. Penutup kepala ini di antaranya berupa topi, kopiah, atau menggunakan sorban.
“Nah itu bisa dibasahi dulu khususnya untuk orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan suhu panas seperti itu, diletakkan di atas kepala, dan hal itu akan mencegah paparan panas langsung ke kepala kita dan juga ke bagian badan yang lainnya,” katanya.
Dimas menjelaskan, heat stroke ini menjadi suatu kondisi kelainan kesehatan atau fisik yang disebabkan paparan panas berlebihan atau ekstrem.