Hermawi menyampaikan, kerja sama politik yang terbangun antara Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS dibangun atas dasar kepercayaan. Karena itu, Partai NasDem merasa senang jika Partai Demokrat ingin bersilaturahmi dengan PDIP.
“Kita membangun koalisi atas dasar saling percaya, jadi kita senang-senang saja dengan segala bentuk silahturahmi antar partai,” ucap Hermawi.
Hermawi pun tak mempermasalahkan, jika terdapat motif lain dari rencana pertemuan Puan dengan AHY. Mengingat sebelumnya, Puan mengungkapkan bahwa AHY salah satu pihak yang dipertimbangkan menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo.
“Apapun motifnya, silahturahmi adalah sebuah kebaikan,” tegas Hermawi.
Berhati-hati Pilih Bakal Cawapres
Pengamat politik dari Universitas Andalas Sumatera Barat Andri Rusta menyebut bakal calon presiden Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menentukan bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya.
“Ketiga bacapres ini masih menjaga siapa pasangan wakil yang harus mereka bangun untuk mendampingi,” kata Andri Rusta dilansir dari laman Antara, Senin.
Hal tersebut disampaikan Andri mengingat hingga saat ini belum ada satu pun bacapres yang telah mengumumkan nama bakal cawapres yang akan mendampingi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurut dia, prinsip kehati-hatian tersebut didasari pertimbangan potensi pesta demokrasi lima tahunan tersebut akan berlangsung dua putaran sehingga sosok cawapres yang akan dipilih harus betul-betul memiliki nilai tawar yang kuat apabila pemilu berlangsung dua putaran.
Apalagi melihat elektabilitas dan ketokohan dari ketiga bacapres hingga kini terus bersaing ketat. Oleh karena itu, posisi cawapres akan menentukan untuk mendongkrak elektabilitas guna memenangi pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
“Kekuatan mereka bertiga ini sama kuat, maka kata kuncinya ada di wakil presiden,” jelas lulusan Macquarie University itu.***