JABAR EKSPRES, BANDUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menganalisis potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat (Jabar).
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu (Ayu) mengatakan, kondisi cuaca terkini diprediksi mulai 11 hingga 13 Juni 2023, berpotensi didominasi oleh angin yang tergolong dingin.
“Analisis Streamline menunjukkan wilayah Jawa Barat didominasi oleh angin Timuran yang bersifat kering dan dingin,” kata Rahayu kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Minggu (11/7).
“Selain itu, terpantau adanya aktivitas gelombang ekuatorial di wilayah Selatan Jawa Barat,” lanjutnya.
Ayu menyampaikan, dari analisis yang dilakukan, kondisi labilitas atmosfer lokal menunjukkan kondisi stabbil sampai labil.
Dia menjelaskan, BMKG juga mendeteksi El Niño-Southern Oscillation atah ENSO, dengan besaran indeks di awal dasarian ketiga April 2023.
“Tercatat sebesar plus 0,81 yang berarti ENSO dalam kondisi El Nino lemah. Tren menunjukan El Nino berpeluang meningkat menjadi El Nino moderat pada bulan Juli 2023,” jelas Ayu.
“Selain kejadian ENSO, yang perlu diwaspadai adalah pengaruh global lain terhadap pola curah hujan di Jawa Barat,” lanjutnya.
Ayu memaparkan, pengaruh global yang dimaksud yaitu IOD (Indian Ocean Dipole), pada saat ini indeks IOD sebesar plus 0,32, atau termasuk dalam kategori IOD Netral.
Diketahui, IOD merupakan fenomena yang tercipta akibat interaksi lautan dan atmosfer.
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, interaksi lautan dan atmosfer ini menyebabkan iklim antar tahunan di Samudra Hindia mengalami variabilitas.
Dampak dari fenomena IOD ini, kekeringan akan terjadi di salah satu sisi Samudra Hindia serta hujan lebat di sisi lainnya.
Dampak ini tak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga bisa terjadi pada negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia, seperti Australia.
“IOD diprediksi akan memasuki fase positif hingga Oktober 2023 mendatang,” pungkas Ayu. (Bas)
