JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) mengungkap kasus Tuberkulosis atau biasa disebut TBC yang saat ini terus mengalami peningkatan.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Rochady menyebut bahwa sejak tahun 2021 hingga April 2023, kasus TBC telah mencapai 298 ribu.
“Jadi untuk kasus baru TBC di Jabar itu semakin lama semakin meningkat. Dan kalau kita lihat, dari tahun 2021 itu ada sekitar 92 ribu kasus baru, kemudian 2022 ada 159 kasus baru, sedangkan dari Januari – Arpil 2023 ini, sudah ada 47 ribu kasus baru,” ucapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (10/6/2023)
BACA JUGA: Samsung Galaxy A54 5G, HP Mid-range dengan Lensa Utama 50MP
Meski mengalami peningkatan yang cukup signifikan, Rochady mengaku bahwa untuk kasus TBC di Jabar ini, masih belum masuk kedalam kategori darurat atau Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Karena kalau darurat itu kan sama saja KLB, tapi itu semua keputusannya ada di kepala daerah. Tapi setidaknya kita harus waspadai (kasus TBC),” ujarnya.
Akan tetapi, Rochady menjelaskan kasus TBC ini penting untuk diwaspadai masyarakat. Sebab jika tertular, kasus TBC bisa langsung menyerang kepada anak-anak.
“Nah Ini yang menjadi permasalahan, jadi sebetulnya dimana pengobatannya ini (TBC) akan lebih lama yaitu selama 6 bulan. Bahkan busa menular juga ke anak-anak seperti apa TBC ini,” ucapnya.
Meski begitu, Rochady mengaku menyiapkan skema penanganan dengan salah satu caranya yakni mendorong seluruh Dinkes di seluruh Kabupaten Kota untuk dapat menyediakan baik obat-obatan maupun alat deteksi dini TBC kepada seluruh Puskesmas.
“Sehingga nanti diagnosis dari penyakit TBC ini bisa dilakukan di puskesmas bahkan pengobatan juga. Jadi kita hanya sifatnya supporting (mendorong) atau fasilitator. Karena yang punya area itu di kabupaten kota,” tuturnya.