Daun-daun bergoyang tanpa ada angin yang berhembus, menciptakan suara yang menyeramkan.
BACA JUGA: Destinasi Wisata Bandung Timur yang Jarang Diketahui Orang-Orang
Mereka merinding dan merasakan kehadiran sesuatu yang tak terlihat. Perasaan cemas dan ketakutan mulai merayap di dalam diri mereka. Seolah-olah alam ini memiliki rahasia gelap yang tak terungkap.
Tiba-tiba, dari balik kegelapan malam, sosok nenek-nenek itu muncul kembali. Wajahnya yang buram terlihat semakin jelas, mengeluarkan aura yang misterius.
Pandangannya menusuk ke dalam jiwa mereka, seakan-akan membaca pikiran dan rasa takut yang menyelimuti hati mereka.
“Dalam kegelapan, aku menjaga gunung ini,” bisik nenek-nenek dengan suara serak yang menggetarkan jiwa. “Kalian datang ke sini dengan niat murni, mencari kehidupan dalam kehausan. Kalian mendapat apa yang kalian butuhkan, tetapi harus diingat, tidak semua yang kalian temui di sini bersifat baik.”
Mereka terpaku, tak bisa berkata-kata. Keberadaan nenek-nenek itu semakin membingungkan mereka.
Apakah dia adalah penjaga gunung atau sesuatu yang jauh lebih kuat dan tak terjangkau oleh akal manusia?
Dalam keheningan yang mencekam, nenek-nenek itu melangkah maju, melewati mereka.
Namun, sebelum menghilang dalam kegelapan, dia berpaling dan berkata dengan nada yang memilukan, “Hati-hatilah dengan apa yang kalian cari di gunung ini. Kehidupan dan kematian berdampingan di sini, dan kadang-kadang batas di antara keduanya sangat tipis.”
Ketika mereka akhirnya mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan perjalanan, mereka merasa sesuatu yang mengawasi mereka dari balik rimbun pepohonan.
Suara langkah ringan, hembusan nafas dingin, dan senandung aneh terdengar di telinga mereka, seolah-olah entitas tak kasat mata sedang mengikuti jejak mereka.
BACA JUGA: Misteri Kuburan di Puncak Gunung Manglayang
Setiap langkah mereka semakin terasa berat, seakan-akan gunung itu sendiri mencoba menghentikan mereka.
Angin berbisik, pepohonan melengking, dan bayangan-bayangan menakutkan melintas di antara jarak pandang mereka.
Ketika akhirnya mereka tiba di puncak Gunung Manglayang, suasana menjadi semakin mencekam.