Kisah Mistis di Gunung Manglayang, Cerita Nyata yang Bikin Bulu Kuduk Berdiri!

Bayangkanlah, suasana dingin yang menusuk tulang dan tenggorokan yang terasa kering. Itulah yang dia rasakan!

Tiba-tiba, dari arah yang tidak diketahuinya, dia melihat seorang nenek-nenek mendekatinya.

Matanya sudah buram dan tubuhnya tampak lemah. “Apa yang kamu lakukan di tempat seperti ini?” tanya nenek-nenek itu.

Dia menjawab bahwa dia sedang mencari air untuk dirinya dan teman-temannya yang kelelahan di atas sana.

Nenek itu mengatakan bahwa di bawah sana ada sebuah kolam yang cukup besar yang berisi air. “Cepat turun. Ke sana,” kata nenek-nenek itu seraya menunjuk ke arah bawah.

BACA JUGA: Jalan Braga, Tempat Wisata Bandung yang Punya Nilai Historis Tinggi

Tanpa berpikir panjang, dia berterima kasih pada nenek-nenek itu dan bergegas pergi sesuai petunjuk yang diberikan.

Tak jauh dari situ, dia begitu gembira karena benar saja, ada sebuah kolam besar berisi air.

Dia langsung meminum air dari kolam tersebut untuk menghilangkan dahaga. Dia mencuci wajahnya dengan air itu, dan dalam sekejap tubuhnya kembali segar.

Dia segera mengisi botol air yang dibawanya. Setelah penuh, dia bergegas kembali menuju teman-temannya di atas.

Sesampainya di sana, dia membangunkan teman-temannya dengan gembira. Mereka terbangun dan merasa senang karena dia membawa air.

Air itu begitu unik. Satu tegukan saja sudah cukup untuk menyegarkan tubuh. Mereka kembali bersemangat.

“Dari mana kamu mendapatkan air ini? Ada yang mendaki menyusul kita?” tanya salah satu dari mereka. Dia menjawab bahwa seorang nenek-nenek telah memberi tahu bahwa di bawah sana ada sebuah kolam air bersih.

“Jam berapa sekarang?” tanya salah satu dari mereka. Saat itu, jam menunjukkan pukul setengah satu malam. Suasana menjadi semakin hening, mereka saling memandang satu sama lain dengan keheranan.

“Tapi bagaimana mungkin ada kolam air di tengah gunung seperti ini? Dan apa yang seorang nenek-nenek lakukan di sini, di tengah malam?” pikir mereka dalam kebingungan.

Namun, di tengah keraguan mereka, tiba-tiba angin berhembus dengan keras. Dedupan angin itu terasa seperti bisikan tak kasat mata yang mengalun di sekitar mereka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan