Peringati Hari Lahir Soekarno, Seni dan Literasi Menjadi Jalan Hidup

JABAR EKSPRES — Peringati Hari Kelahiran Bung Karno sejumlah penggiat literasi dan seniman Kota Bandung menggelar acara bertajuk “Jalan Hidup” pada Selasa 6 Juni 2023, di Jalan Garut 2, Kota Bandung.

Penggiat literasi Kota Bandung dan Pemilik Toko Buku Bandung, Deni Rachman mengatakan peringatan hari lahir Soekarno yang ke-122 tahun ini sebagai penghormatan pada Bapak Bangsa.

BACA JUGA: Ketua Komisi I Usep Supratman Wafat, Ketua DPRD Rudy Susmanto: Beliau Punya Integritas

“Beragam cara untuk memperingati dan penghormatan akan suatu peristiwa dalam kehidupan ini. Tak terkecuali kegiatan kali ini memperingati Hari Kelahiran Bung Karno yang ke 122 tahun,” ujar Deni, Selasa 6 Juni 2023.

Acara peringatan ini menampilkan visualisasi kelahiran Bung Karno sebagai Bapak Republik yang tak lepas dari kegiatan literasi yakni buku.

Karangan-karangan buku Soekarno dan toko-toko bangsa lain seperti Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka ditampilkan secara visual melalui analog teknik.

Seniman Lumensplay, Erwin mengatakan visual art ini menggunakan analog teknik serta psychedelic light yang menghiasi tampilan video.

“Ini itu Visualizer , bentuknya visual art kita analog visual. Sebenarnya visual analog tapi analog teknik,” jelas Erwin saat ditemui, Selasa 6 Juni 2023.

Menurutnya, visual art yang berjudul Jalan Hidup ini ada kaitannya antara Soekarno, Buku, serta Kota Bandung. Ketiga hal tersebut tidak lepas dari Sosok Sang Proklamator.

Di Bandung, sang Proklamator membangun gerakan hingga menemukan cinta pertamanya.

Sama halnya dengan buku pun seperti itu, Bung Karno banyak menulis buku semisal Di Bawah Bendera Revolusi hingga Islam Sontoloyo.

“Karena kita kan literasi temanya dibuat jadi visual, cuman isinya ditempel sama literasi mencerita bung Karno, dan tokoh bapak-bapak bangsa, jadi sebenarnya tujuannya kita jangan melupakan sejarah dan literasi, buku” tutur Erwin.

Judul visual art yang diambil dari pidato Soekarno saat merumuskan Pancasila ini menceritakan juga bagaimana kelahiran Toko Buku Gunung Agung yang kini berada di ujung senjakala.

“Termasuk lahirnya lahirnya Gunung Agung terus tadi ada juga kan Balai Pustaka serta segala macam, terakhir itu keruntuhannya gunung agung,” ucap Erwin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan