JABAR EKSPRES – Pada bulan Juni ini, PT Pertamina (Persero) berencana untuk menghadirkan jenis baru bahan bakar minyak (BBM) yang merupakan campuran Pertamax dan Bioetanol.
Indonesia, sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, memiliki banyak hasil dari sumber daya alamnya yang diekspor ke luar negeri.
Salah satu sumber daya alam yang sedang dimanfaatkan sebagai bahan bakar adalah bioetanol.
Bioetanol baru-baru ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, yang berharap program ini dapat mencapai target yang ditetapkan, yaitu agar Indonesia dapat menjadi mandiri dalam produksi bahan bakar.
Tapi apa itu bahan bakar minyak (BBM) jenis baru bioetanol?
Bioetanol adalah bahan bakar nabati cair yang diproduksi melalui proses fermentasi ABE menggunakan beberapa jenis bahan baku nabati.
Beberapa bahan baku nabati yang digunakan untuk produksi bioetanol antara lain jagung, kedelai, jerami gandum, serpihan kayu, dan yang terbaru adalah mikroalga.
Bioetanol merupakan jenis bahan bakar terbarukan yang mengandung sekitar 35 persen oksigen, sehingga memiliki potensi untuk mengurangi emisi kendaraan.
Bioetanol dapat langsung digunakan dalam kendaraan dan berperan serupa dengan bahan bakar konvensional.
Keunggulan bioetanol adalah memiliki angka oktan tinggi, yang memungkinkan penggunaan rasio kompresi mesin yang tinggi dan meningkatkan efisiensi serta performa mesin.
Namun, dibandingkan dengan bensin konvensional, bioetanol memiliki kepadatan energi volumetrik yang lebih rendah.
Ini berarti kendaraan akan membutuhkan jumlah bioetanol yang lebih banyak per kilometer (sekitar 50 persen lebih banyak) dibandingkan dengan bensin konvensional.
Meskipun demikian, penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar merupakan langkah penting dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan menjaga lingkungan yang lebih bersih.