Kemudian Jasa tenaga petugas tiket koridor I TMB Rp 640 juta. Dan Pembangunan Shelter TMB koridor IV Rp 1 miliar.
Kemudian pada 2015, Pengoperasian dan perawatan TMB koridor II Rp 2 miliar. Sistem tiket elektronik TMB Rp 2,5 miliar.
Lalu di 2016, Pengoperasian dan perawatan TMB koridor III Rp 2,5 miliar.
Pengoperasian dan perawatan TMB koridor I untuk bus besar Rp 1,1 miliar.
Dan Pengoperasian dan perawatan TMB koridor IV Rp 424,4 juta.
Dengaan demikian Jika di total seluruh anggaran itu telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 21,4 miliar.
Akan tetapi kondisinya Halteu di Kota Bandung sangat tidak terawat dan dibiarkan tidak diurus!
Menanggapi hal itu, Pelaksana Harian (plh) Walikota Bandung Ema Sumarna sepertinya baru sadar bahwa Halteu yang menjadi fasilitas layanan publik sudah sangat tidak layak.
Ketika diklarifikasi Ema mengaku sudah menginstruksikan kepada Dinas Perhubungan (Dishub) untuk segera melakukan evaluasi mengenai keberadaan Halte TMB yang tidak terurus itu.
Bahkan Lanjut Ema, pada 2022 lalu sebanyak 21 Halte TMB sudah dilakukan pembongkaran.
“Ini (halte TMB) sedang di evaluasi oleh Dishub, bahkan saya sudah mintakan yang sudah tidak berfungsi itu harus dibongkar dan diperbaiki,” ujarnya ketika ditemui di Gedung Koni Kota Bandung, Selasa (30/5).
Menurutnya, pembongkaran dilakukan untuk menghilangkan kesan kumuh dan terbengkalai.
Meksi begitu, Ema mengaku, tidak mengetahui secara persis berapa Halteu yang sudah dibongkar itu.
Ema menginginkan untuk pembangunan Halteu kembali akan dibangun dengan konsep tematik seperti yang berada Santa Angela (sekolahan) dan di Jalan Merdeka.
“Jadi nanti semua saya minta bentuknya harus seperti itu, supaya yang pertama menjadi lebih simpel dan terutama dari sisi estetika akan jauh lebih resverentatif,” pungkas Ema. (son/san/yan).