BANDUNG – Keberadaan Halte atau shelter di Kota Bandung terlihat sangat kumuh dan dibiarkan tidak terawat.
Padahal keberadaan fasilitas publik itu dibangun menelan anggaran puluhan miliar rupiah. Namun Pemerita Kota Bandung seperti membiarkan keberadaan Halteu atau Shelter tersebut tidak pada fungsinya.
Jabar Ekspres sempat menelusuri salah satu Halte rute bus di Kota Bandung tersebut.
Yakni koridor 4 yang menyambungkan Terminal Antapani dan Terminal Leuwipanjang. Kondisinya sangat memprihatinkan.
Sejumlah halte atau Shelter dengan desain tematik seperti mirip kapsul itu juga nampak gak jelas kondisinya.
Di Jalan Sukabumi misalnya, kondisinya kotor dan tertutup rapat oleh besi. Padahal keberadaan Halteu ini hanya beberapa meter saja dari gedung DPRD dan Kantor pemerintah di Kota Bandung.
Halteu atau Shelter tersebut terlihat usang dan banyak dipenuhi oleh coretan aksi vandalisme.
Pemandangan serupa juga nampak di Halte Samsudin di Jalan BKR. Halte itu kotor. Bahkan pada bagian belakangnya penuh sampah.
Di dalam halte juga ada bantal bekas. Hal ini menunjukan bahwa halte tersebut dijadikan tempat tinggal tunawisma.
Pintu Halte juga dibiarkan terbuka seperti halte di Jalan Sukabumi.
Halte yang tidak terawat berikutnya ada di Jalan Pelajar Pejuang 45. Tepatnya dekat Jalan Kangkung Kaler.
Haltenya kotor, dan penuh coretan aksi vandalisme. Saat itu juga nampak seorang tunawisma sedang beristirahat di tempat pemberhentian angkutan umum itu.
Pemerintah Kota Bandung sebenarnya sudah banyak mengkucurkan anggaran untuk operasional halte-halte sejak 2013.
Berdasar data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bandung terdapat sepuluh paket proyek yang telah tuntas dilelang untuk operasional pembangunan Halteu atau Shelter untuk TMB.
Di antaranya pada 2013, Pengoperasian dan perawatan TMB koridor I menelan pagu anggaran Rp 2,7 miliar.
Kemudian pada pembangunan shelter TMB koridor II Rp 1,1 miliar dan proyek shelter TMB koridor III menghabiskan anggaran Rp 2,1 miliar.
Kemudian pada 2014 juga dilelang untuk pengoperasian dan perawatan TMB koridor I Rp 2,5 miliar.
Selain itu, Pengoperasian dan perawatan TMB koridor II Rp 2,5 miliar.
Tidak itu saja, melalu satuan kerja Dinas Perhubungan Dishub (Kota Bandung) dilelang pengadaan jasa tenaga petugas tiket koridor II TMB Rp 351,3 juta.