JABAR EKSPRES – Sebaran kasus penyakit sifilis atau raja singa kini mulai terlihat di wilayah Jawa Barat (Jabar).
Bahkan wilayah Jabar sendiri, disebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi peringkat kedua di Indonesia dengan jumlah kasus 3.186 orang sepanjang tahun 2018 – 2022.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Rochady menjelaskan bahwa penyakit sifilis ini dinilai seperti fenomena gunung.
BACA JUGA: Kasus Penderita Sifilis atau Raja Singa di Kota Bandung Capai 881 Orang
“Sebetulnya data itu seperti gunung es, memang perlu diwaspadai, dan kita dapatkan data berdasarkan hasil pemeriksaan (sifilis). Maka hasilnya 3 ribu (kasus) itu, berdasarkan kumulatif karena kalau melihat penduduk Jabar 52 juta (jiwa) mah, segitu sedikit,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Selasa (30/5/2023).
Rochady menjelaskan, penyakit ini disebut berbahaya seperti halnya HIV Aids. Hanya saja, ciri yang terlihat menonjol dalam penyakit ini, yakni ada luka dengan menimbulkan nanah.
“Iya bahaya, namanya juga penyakit seksual menular, gara-gara hubungan seksual. Bahkan bisa menyerang semua organ tubuh,” ucapnya
Untuk tindak lanjut agar kasus ini tidak semakin meluas, Ia mengaku bahwa Dinkes Jabar akan terus berupaya dengan melakukan screening di daerah yang memang dicurigai menimbulkan kasus seperti lokalisasi.
“Tentunya itu harus diwaspadai oleh masyarakat, karena sebetulnya ini penyakit masyarakat, dan dikeluarkan Kemenkes itu supaya kesadaran masyarakat bahwa, penyakit seksual ini cukup berbahaya. Bahkan bisa menularkan ke ibu hamil dan bayinya, bisa mati dan cacat,” pungkasnya.