JABAR EKSPRES – Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung, Ema Sumarna optimis penanganan sampah yang sempat menggunung bisa diminimalisir.
Menurutnya, hal itu terbukti dari normalisasi 55 Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kota Bandung, yang menunjukkan kemajuan signifikan.
Melalui data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, menyebutkan bahwa dari penumpukan sampah hingga over kapasitas di 55 TPS, sekarang ini hanya tersisa 2 TPS yang sedang berproses untuk dinormalisasi.
“Meski penanganan sampah di Kota Bandung menunjukkan tren positif, saya menekankan upaya penanganan jangka panjang harus tetap berjalan,” kata Ema, Minggu (28/5).
“Salah satunya ialah penerapan program Kang Pisman secara merata di seluruh wilayah Kota Bandung,” lanjutnya.
Ema mengakui, dari waktu ke waktu jumlah penduduk di Kota Bandung terus alami peningkatan.
Karenanya, tergolong mustahil apabila secara individu tidak memproduksi limbah, alias setiap orang tentu menimbulkan sampah.
“Jadi, saya rasa kita perlu menyatukan pemahaman dalam penanganan sampah,” ujarnya.
Ema menambahkan, kendati normalisasi TPS serta membaiknya kondisi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, akan tetapi hal tersebut hanya berlaku sementara.
“Artinya, masalah sampah masih berpotensi menjadi bom waktu bagi Kota Bandung,” ucapnya.
Ema menerangkan, setiap hari warga di Kota Bandung terus memproduksi sampah, maka apabila seluruh elemen hanya menunggu penanganan berbasis investasi, hasilnya dinilai akan memakan waktu yang lama.
“Akan tetapi, kita punya program Kang Pisman yang luar biasa,” terangnya.
Dijelaskan Ema, untuk saat ini di wilayah Kota Bandung sudah ada 154 kawasan bebas sampah.
“Tentu ini masih jauh dari kata ideal karena baru 10 persen dari seluruh wilayah RW di Kota Bandung,” jelasnya.
“Kita punya pekerjaan rumah menyelesaikan 90 persennya,” tambah Ema.
Plh Walkot Bandung itu meminta, agar seluruh kawasan bebas sampah bisa menjadi contoh baik untuk wilayah lainnya.
“(Operasional TPA) Sarimukti itu ada limit waktunya. Kita tidak ingin tragedi Leuwigajah terulang,” imbuhnya.
“Dan kalau (penanganan sampah) di RW 12 Maleer bisa, RW 02 Cipamokolan bisa, saya punya keyakinan di wilayah ini pun bisa dilaksanakan penerapan Kang Pisman,” tukas Ema.