BANDUNG – Provinsi Jawa Barat menempati urutan kedua setelah Papua yang masyarakatnya banyak menderita penyakit kelamin Sifilis ata Raja Singa.
Berdasarkan catatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jawa Barat memiliki penderita sifilis atau Raja Singa sebanyak 3.186 kasus.
Sedangkan Papua yang menempati posisi kesatu memiliki penderita sifilis atau Raja Singa sebanyak 3.864 kasus.
Posisi ketiga daerah di Indonesia yang memiliki penederita sifilis tebanyak adalah DKI Jakarta dengan tota 1.897 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI dr Imran Pambudi melalui keterangan rilisnya mengatakan, secara total di Indonesia penderita sifilis ada 20.783 kasus selama 2022.
‘’Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 93 pesen jika dibandingkan pada 2018 lalu,’’ kata dr Imran.
Menurutnya, temuan kasus ini merupakan hasil skrining masif di sejumlah daerah yang dilakukan pemeriksaan.
Peningkatan kasus ini juga terjadi karena adanya peningkatan skrining sebanyak 1.612.967 orang pada 2022 lalu.
“Jadi jumlah orang yang diperiksa atau di skrining ada 1.612.967 orang ditesting ini meningkat dibandingkan 2018 yang hanya 615,881,’’ kata dr Imran.
Menurutnya, untuk kasus terbanyak pada rentang usia yang dilaporkan terpapar sifilis atau Raja Singa didominasi kelompok produktif yaitu 25 sampai dengan 49 tahun.
“5 provinsi yang mempunyai angka penemuan kasus terbesar dari total provinsi yang ada,’’ujarnya.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada fasilitas kesehatan untuk meningkatkan pemeriksaan khususnya kepada ibu hamil demi menghindari
dr Imran meminta setiap fasilitas kesehatan terus meningkatkan skrining kasus sifilis kongenital meluas. Khususnya pada populasi berisiko.
Menurut dr Imran saat ini Kemenkes RI sudah mendistribusikan alat pemeriksaan reagen sifilis ke seluruh fasilitas kesehatan. Termasuk obat untuk penanganannya.
Untuk diketahui, penyakit raja singa atau sifilis termasuk jenis infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan karena adanya bakteri.
Penyakit tersebut diawali sebagai luka yang tidak nyeri pada alat kelamin, rektum ataupun mulut.
Kondisi ini bisa menyebar dari orang ke orang lewat kontak kulit ataupun selaput lendir dari luka tersebut. (yan).