“Untuk edukasi keluarga ini dilakukan karena mengingat sebagian 70 persen ibu dengan kondisi anak stunting itu ada di lingkaran kurangnya pengetahuan yang belum memadai dalam mengasuh anak. Makanya kita memberikan pembekalan atau edukasi,” terangnya.
BACA JUGA: Kini Layanan Pemeriksaan USG Gratis di Puskesmas Purwakarta
Terkait pemberian makanan tambahan, menjadi fokus Pemkot Bogor yang saat ini sedang bergulir dengan melibatkan seluruh pihak, tak terkecuali para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemkot. IPB dipastikan secara berdampingan mengawal kegiatan itu.
Sedangkan untuk dapur peduli keluarga itu, lanjut Tin, nantinya para kader akan mendapatkan pelatihan atau edukasi untuk mengolah makanan.
“Jadi makanan tersebut akan dibagikan kepada anak-anak stunting dan yang berisiko stunting,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Percepatan Penanganan Stunting Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengaku, sejauh ini Pemkot Bogor berupaya semaksimal mungkin untuk menekan angka kasus stunting melalui beragam kegiatan.
BACA JUGA: Terdampak Pembangunan Jembatan Otista Bogor, Tirta Pakuan Segera Pindahkan Jalur Pipa Pemasok Air
Teranyar, Pemkot Bogor menggencarkan program ASN Peduli Stunting dengan berbagi satu setengah kilogram telur untuk mengintervensi 1.000 anak dalam kurun waktu selama enam bulan.
“Alhamdulillah ASN Kota Bogor adalah kelompok pertama yang secara langsung menyumbang untuk penanganan stunting. Jadi mau Go Roasting atau Penting Lur dan program lainnya tinggal dikolaborasikan. Semua sudah ada datanya by name by address,” paparnya.
Wakil Wali Kota Bogor itu meyakini, melalui kolaborasi dan sinergi pekerjaan rumah dalam percepatan penanganan stunting dan pencegahan stunting di Kota Bogor bisa diselesaikan bersama.
“Saya berterimakasih sekali dan apresiasi kepada seluruh pihak dari IPB, akademisi, dunia usaha yang sudah turut serta mendukung ikut aktif dalam penanganan stunting di Kota Bogor,” pungkas Dedie. (YUD)
BACA JUGA: Oknum Ormas Oren Berulah di Bogor, Netizen: Pantes!