“Faktornya karena terlalu tinggi target sasaran yang ditetapkan Pusdatin. Kami sudah berupaya bersurat ke Kemenkes untuk mengubah target tersebut, tapi Kemenkes tidak mau mengubah target tersebut dengan beberapa pertimbangan,” ungkapnya.
Dalam upaya meningkatkan vaksinasi pada sub Pin polio pada putaran kedua, pihaknya akan mengintruksikan kepada seluruh Rumah sakit untuk membuka pos vaksin. Strategi ini diharapkan, nantinya mampu mencapai nilai yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
“Di Kota Bandung ada 39 RS. Saat putaran pertama kami hanya melibatkan 7-8 RS. Tiap RS bisa memberikan kontribusi sasaran sampai ratusan,” pungkasnya.
Selain pembukaan posko vaksin di tiap Rumah Sakit di Kota Bandung, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, strategi lain yang bisa dilakukan adalah melakukan penyisiran oleh aparat kewilayahan.
BACA JUGA: Cara Mengobati Raja Singa pada Pria dan Wanita
Hal ini dikhawatirkan adanya balita yang tidak terdata oleh pihak posyandu di wilayah kawasan elit, seperti apartemen, perumahan atau komplek, dan kos-kosan.
“Beberapa kelurahan melaksanakan ‘sweeping’, plus menyisir seluruh ruang yang ada balitanya, yang ternyata hasilnya luar biasa. Banyak balita yang ada kemungkinan tidak terdata oleh posyandu, seperti di wilayah apartemen, kos-kosan, dan perumahan kawasan elit,” kata Ema
Menurut Ema Sumarna, vaksinasi ini perlu dilakukan dalam hal menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dimasa yang akan datang.
“Kalau fase balita itu kita harus fokus ke kontruksi kesehatannya. Polio ini jadi salah satu upaya untuk menyiapkan balita menajdi SDM yang optimal,” tandasnya. (Mg1)
BACA JUGA: 5 Provinsi Teratas Kasus Raja Singa di Indonesia, Jawa Barat Masuk!