Lima tahun setelah pendirian perusahaan, Tjio memutuskan untuk mengubahnya menjadi perusahaan yang lebih besar dengan bentuk firma. Namun, Lie Thay San dan The Kia Hoat tidak setuju dengan inisiatif ini, sehingga mereka akhirnya berpisah dan melanjutkan jalannya masing-masing.
Pada tanggal 8 September 1953, Tjio mengubah nama Thay San Kongsi menjadi NV Gunung Agung. Saat toko yang berlokasi di Kramat 13 ini dibuka, Gunung Agung berhasil menampilkan sekitar 10.000 buku dengan modal sebesar Rp. 500.000.
Pada saat itu, hanya sedikit toko buku yang mampu menawarkan ribuan buku dalam stoknya. Oleh karena itu, Gunung Agung segera menjadi pusat jual-beli buku di Jakarta. Banyak wartawan dan penulis yang tertarik untuk menjual buku-bukunya di sana.
Namun, Tjio tidak berhenti di situ. Ia memiliki strategi yang menarik untuk mengembangkan Gunung Agung, yaitu melalui penyelenggaraan pameran buku.
Pada tahun 1954, Gunung Agung menyelenggarakan pameran buku pertamanya. Pameran ini menarik banyak pengunjung, termasuk Sukarno dan Hatta, yang juga merupakan penggemar buku dan berkenalan dengan Tjio.
Seiring berjalannya waktu, pameran-pameran buku ini diadakan di berbagai kota di dalam dan luar negeri. Demikian pula, toko Gunung Agung berhasil membuka banyak cabang di seluruh Tanah Air.
Karena reputasi yang besar, Sukarno mempercayai Tjio untuk memimpin penerbitan dan distribusi buku-buku karyanya. Sejak tahun 1960, Gunung Agung menjadi penerbit dan distributor utama buku-buku Bung Karno.
Ini menjadi awal masa kejayaan Gunung Agung. Menurut buku “Apa dan Siapa?” (2004), pada tahun 1970-an, Gunung Agung tidak hanya terbatas pada kegiatan penerbitan dan penjualan buku, tetapi juga mulai beroperasi di sektor pariwisata, perhotelan, dan penukaran uang.
Besarnya bisnis ini mengilhami Tjio, yang kemudian berganti nama menjadi Masagung, untuk membentuk Gunung Agung Group.
Sam Setyautama dalam bukunya merincikan bahwa kerajaan bisnis Masagung terdiri dari beberapa perusahaan, antara lain PT Gunung Agung (toko buku dan penerbitan), PT Sari Agung (toko buku dan alat tulis), PT Inti Idayu Press (percetakan), PT Ayumas Gunung Agung (valuta asing), PT Windu Surya, dan PT Inter Delta (distributor Kodak).