JABAR EKSPRES – Telah terjadi tindakan asusila di wilayah Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Melalui informasi yang berhasil dihimpun Jabar Ekspres, terduga pelaku pelecehan tersebut merupakan tokoh agama alias ustadz yang kerap mengajarkan anak-anak mengaji.
Kakak korban pelecehan, F (26) mengatakan, adik-adiknya menjadi korban tindakan asusila oleh sang guru mengaji berinisial A (50).
“Yang 16 tahun inisial Z, yang 13 tahun inisial N,” kata F kepada Jabar Ekspres di kediamannya, Senin (22/5).
Pria berkaca mata itu mengaku, korban tindakan asusila sang guru ngaji tak hanya adik-adiknya saja, tapi ada anak-anak lain yang turut jadi korban pelampiasan perilaku menyimpang.
“Baru ketahuan sekarang-sekarang, awalnya karena ada kabar pelaku mengajak nikah anak di bawah umur. Sempat ramai itu kabar menikahkannya pas Jumat (19/5/2023),” ujar F.
“Dari situ anak yang dinikahi mengaku dapat perlakuan tidak senonoh dan akhirnya anak lain ikut bilang juga ke orangtua masing-masing, termasuk adik saya,” lanjutnya.
F mengungkapkan, total keseluruhan anak yang menjadi korban pelampiasan seksual pelaku, berjumlah 11 orang dengan usia semua di bawah umur.
“Ada yang 8 tahun juga jadi korban. Kalau perlakuan pelecehannya beda-beda, ada yang dipeluk-peluk, ada yang diraba-raba,” ungkapnya.
F mengaku, sebelum terkuak bahwa adiknya mengalami perilaku pelecehan seksual oleh sang guru ngaji, baik N maupun Z sempat alami perubahan yakni enggan mengunjungi warung yang posisinya bersebelahan dengan masjid, tempat pelaku beraksi.
“Kesannya takut aja kalau harus pergi ke area masjid kalau gak didampingi. Kita keluarga sempat curiga dan melarang adik-adik saya ikut ngaji,” imbuhnya.
F menerangkan, adiknya yang berinisial Z pernah menerima panggilan seluler dari pelaku pukul 21.00 WIB, menanyakan apakah korban sudah makan atau belum.
“Itu diangkatnya sama bapak saya, pas denger pertanyaan itu, bapak saya balas dengan kalimat ‘pasti sudah makanlah masih ada orangtuanya pasti dikasih makan’ dan pelaku langsung tutup telpon,” tukas F.
Sementara itu, salah seorang warga Kampung Cipatat, O (70) memaparkan, pelaku terkenal sebagai tokoh agama yang akrif bermasyarakat.
“Sering berdakwah, jadi imam sholat Jumat juga. Malahan baru-baru ini pelaku terdaftar jadi tim pengawas pemilu,” paparnya.