Sehingga, Teddy Gusnaidi menyarankan kepada pihak penyelenggara untuk mengadakan kesempatan dengan band legendaris tersebut selama manggung di Indonesia untuk tetap saling menghargai terutama sesuai dengan nilai-nilai budaya Tanah Air.
“Walaupun belum tentu kebenarannya bahwa vokalis Coldplay mendukung LGBT, tapi sebaiknya tetap ada kesepakatan,” katanya, menegaskan.
Sebelumnya, PA 212 menolak kehadiran Coldplay untuk manggung di Jakarta, Indonesia.
PA 212 menganggap bahwa personil Coldplay mendukung LGBT serta Atheis.
Pasalnya, hal tersebut jelas-jelas bertentangan dengan norma-norma di Indonesia.
Hal senada juga diucapkan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas.
Dia mengatakan bahwa kehadiran band asal Inggris ini bisa merusak moral bangsa.
Akan tetapi, antusias masyarakat dengan digelarnya konser Coldplay di Jakarta masih terasa hingga saat ini.
Para penggemar Coldplay berharap agar situasinya berjalan lancar dan tetap aman selama penyelenggaraan konser tersebut meskipun adanya penolakan dari sejumlah pihak. (*)