JABAR EKSPRES – Komisi III DPRD Kota Bogor memastikan progres pengerjaan revitalisasi jembatan Otto Iskandardinata (Otista) dengan meninjau langsung ke lokasi proyek pada Jumat, 19 Mei 2023, sore.
Saat tiba di lokasi, rombongan yang dipimpin oleh ketua Komisi III Zenal Abidin itu menelisik sejumlah pekerja yang sedang beraktivitas, hingga akhirnya berdiskusi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor dan pihak kontraktor.
Zenal Abidin menjelaskan, pekerjaan jembatan Otista sampai saat ini memiliki progres sebesar 2 persen dengan deviasi positif sekitar 1,06 persen.
Baca Juga: Lagi Angkut Pasir, Satu Unit Truk Terseret Arus di Sungai Cibeet Bogor
“DPRD Kota Bogor sangat mendukung pembangunan jembatan Otista ini, karena jembatan tersebut dibangun untuk mengurai kemacetan di Kota Bogor,” ungkapnya dikutip Sabtu, 20 Mei 2023.
Namun pihaknya menyayangkan, adanya polemik terkait adanya dugaan bahwa Jembatan Otista masuk ke dalam cagar budaya.
Alhasil, pembongkaran jembatan tersebut harus ditunda untuk sementara waktu, sambil menunggu informasi yang valid terkait dugaan itu.
Kendati begitu, pihaknya memastikan atas penundaan pembongkaran jembatan tidak akan mempengaruhi waktu pengerjaan.
“Sebab pengerjaannya sudah sesuai jadwal yang ditentukan dan pihak kontrakor pun sudah memiliki plan A, Plan B dan sudah ada catatan bakal selesai tempat waktu,” sebutnya.
Terkait kepastian mengenai keberadaan jembatan Otista yang saat ini tersandung status objek cagar budaya atau tidaknya, pihaknya berjanji akan memanggil sejumlah pihak terkait.
“Kami hari Senin besok akan memanggil Dinas PUPR, Disbudpar dan bagian hukum biar cepat mendapat kepastian bahwa jembatan Otista ini masuk dalam cagar budaya atau tidak,” tegasnya.
Wakil Ketua Komisi III Iwan Iswanto menambahkan, dengan memiliki deviasi 1 persen positif, pembangunan jembatan Otista ini memiliki progres percepatan pembangunan, sehingga bisa selesai selama 7,5 bulan.
“Tadi ada beberpa yang terjadwalkan berkaitan dengan logistik. Kadang-kadang yang sering terjadi manpowernya banyak, namun logitiknya tersendat, jadi kita juga memberikan masukan berkaitan dengan penjadwalan logistik tersebut,” tuturnya.
Menurutnya, pihak kontrator harus bisa mengantisipasi cuaca, karena cuaca di Kota Bogor tidak menentu. Dia menekankan, jika terjadi hujan disiang hari, pihak kontraktor bisa mengejar pekerjaan di malam hari.