Direktur Utama PT BIJB Muhammad Singgih merasa bersyukur akhirnya Bandara Kertajati kini bisa melakukan penerbangan internasional. Setelah dibuka pada 2018, kegiatan penerbangan di Bandara Kertajati sempat terhenti selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19. “Terima kasih pada AirAsia yang berkenan membuka penerbangan internasional pertama kali secara rutin,” ucapnya.
Bandara Internasional Kertajati adalah bandara terbesar kedua di Indonesia, dan berfungsi sebagai penghubung utama para wisatawan ke Bandung Raya, Cirebon dan sekitarnya, Provinsi Jawa Barat, serta sebagian Jawa Tengah.
Bandara ini berpotensi memangkas waktu perjalanan. Warga Cirebon dan sekitarnya yang ingin pergi ke Malaysia tidak lagi perlu menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang memakan waktu sekitar empat jam perjalanan. Kini hanya perlu menuju Bandara Kertajati yang berjarak sekitar 45 menit dari pusat kota Cirebon. Selain waktu, ini juga tentu dapat mengurangi biaya perjalanan.
Dengan adanya rute Kertajati-Kuala Lumpur, segenap pemangku kepentingan berharap hal ini dapat membantu perekonomian Jawa Barat melalui sektor pariwisata. Head of Government Relations Indonesia AirAsia, Eddy Krismeidi, mengatakan, pihaknya ingin mengembangkan konektivitas di Indonesia dengan destinasi-destinasi domestik, tapi dengan sumber pasar internasional.
Menurutnya, Indonesia adalah pasar potensial untuk wisatawan Malaysia. “Menurut BPS, pengunjung Jawa Barat kebanyakan warga negara Malaysia,” ungkapnya. Badan Pusat Statistik mencatat, hingga Maret 2023, sekitar 15 persen dari 809 ribu wisatawan ke Indonesia berasal dari Malaysia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Benny Bachtiar, menyampaikan, pihaknya sudah menunggu-tunggu adanya penerbangan internasional. “Ini memang yang kami tunggu-tunggu. Kami memiliki Komite Pemulihan Ekonomi Daerah yang bertugas mengatur bagaimana mengupayakan (Bandara) Kertajati supaya pulih seperti 2019 dulu,” katanya.
Benny mengatakan, daerah-daerah yang berdekatan dengan Bandara Kertajati, mulai dari Majalengka, Cirebon, hingga Kuningan menawarkan potensi pariwisata luar biasa. Ada wisata kuliner seperti empal gentong dan garang asem, hingga kerajinan tangan yang cocok bagi warga Malaysia yang menurutnya senang berbelanja.
“Warga Jabar yang berjumlah 50 juta jiwa ini menjadi potensi pasar yang cukup menarik bagi dibukanya rute penerbangan. Kami berharap bahwa dengan tersambungnya Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), penerbangan di Kertajati akan semakin ramai,” ungkap Benny.