JABAR EKSPRES – Harga telur naik secara signifikan belakangan ini. Kenaikan ini memicu keresahan bagi masyarakat.
Harga telur ayam pada Selasa (17/5) naik hingga mencapai Rp37.280 per kg di wilayah Maluku.
Sedangkan harga telur rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran, naik hingga Rp30.000 per kg. Padahal, pekan lalu harganya berkisar Rp29.050 per kg.
Ketua Asosiasi Paguyuban Peternak Nasional (PPRN) Blitar, Rofi Yasifun memaparkan, permintaan yang semakin tinggi usai Idul Fitri, menjadi penyebab utama harga telur yang naik hingga hari ini.
Baca juga: Anggota DPR RI Mulyadi: Segera Realisasikan Perbaikan Jalan Citeureup-Sukamakmur!
Saat ini, pemerintah juga tengah mengadakan program bantuan bagi 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) di 7 Provinsi dengan memberikan telur ayam satu pack dan satu ekor daging ayam karkas.
Pemerintah bekerja sama dengan salah satu Holding BUMN dalam bidang pangan, ID FOOD.
Sementara itu, pemerintah akan menjalankan program tersebut dalam kurun waktu tiga bulan, selama bulan April sampai Juni 2023.
“Harga telur naik ini karena adanya demand yang tinggi, banyak orang yang melakukan hajatan, dan kehidupan kembali normal setelah libur panjang,” ujarnya dalam keterangan resmi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (16/5).
“Kami selalu mendata Pasca-Idulfitri. Pada tahun sebelumnya, puncak kenaikan harga pada H+21 hingga H+27 Lebaran. Tahun ini juga menghadapi kenaikan harga di waktu yang sama,” lanjutnya.
Rofi mengatakan, harga telur sudah mulai menurun sejak Sabtu (13/5).
“Puncak harga sudah berlalu, saat ini sudah mulai melandai. Dimulai pada Sabtu kemarin. Hari ini, on farm (di tingkat peternak) telur di harga Rp26.000 per kg” ungkapnya.
“Sekarang, biaya produksi juga sudah mulai tinggi. Dengan demikian, harga telur di konsumen berkisar Rp29.000 hingga Rp30.000 per kg merupakan hal yang wajar,” pungkasnya.
Baca juga: Catat Kenaikan Pertumbuhan Laba Bersih di Tahun 2022, Indosat Bagikan Dividen Rp2 Triliun Lebih