BANDUNG – Perpustakaan di Alun-Alun Kota Bandung belum bisa dioperasionalkan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung.
Sekretaris Dinas (Sekdis) Disarpus Bandung, Medi Mahendra menjelaskan, perpustakaan di jantung Kota Bandung itu baru diserahkan aset dari pihak pengembang dan Corporate Social Responsiblity (CSR).
“Alun-alun ini baru diserahkan asetnya pada pemerintah kota beberapa bulan yang lalu, itu tidak bisa sertamerta bisa kita operasional, karena lamanya proses akses dari pihak pengembang dan CSR pada pemerintah kota, menunjukan hal itu kan tidak bisa dikelola,” kata Medi, Selasa 16 Mei 2023.
Saat ini pihaknya kata dia, sedang mengupayakan untuk mengembalikan menjadi layanan perpustakaan. “Karena ini juga harus mengembalikan fungsi micro-library layak sebagai pusat layanan perpustakaan,” ujar Medi.
Kondisi bangunan yang lama terbengkalai dari dibangun sampai saat ini belum saja dibuka untuk umum. Oleh sebab itu, Medi mengatakan, pihaknya akan mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah agar bisa mengalokasikan dana untuk merealisasi perpustakaan di Alun-Alun Bandung tersebut.
“Kita juga sedang mengajukan permohonan bantuan daerah agar ke depan bisa teralokasi bisa merevitalisasi perpustakaan di alun-alun itu,” jelas Medi.
Berdasarkan data yang dihimpun Jabarekspres.com, pada 2014 lalu pemerintah Kota Bandung mendapatkan sokongan bantuan dari salah satu perusahaan swasta, yang kemudian mengubah alun-alun Kota Bandung di halamannya menjadi rumput sintesis.
Proyek yang menelan anggaran belasan miliar rupiah itu juga termasuk pembangunan perpustakaan yang berada di jantung Kota Bandung.
Namun pada 2018, masih terkendala aset. Saat ini aset sudah diserahkan ke Disarpus Bandung dan sedang mengajukan dana kepada pemerintah daerah. (mal)